Menkeu Bambang Ungkap Pemicu Penguatan Rupiah
Kamis, 11 Februari 2016 - 14:33 WIB
Sumber :
- Kementerian Keuangan
VIVA.co.id
- Nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir memang melanjutkan trend penguatan, meskipun masih adanya sejumlah sentimen negatif yang menghantui perekonomian dalam negeri. Mulai dari anjloknya harga minyak mentah dunia, sampai dengan perlambatan ekonomi Tiongkok.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai bahwa persepsi dunia terhadap Indonesia sedang memasuki tahap pemulihan. Sebab, ditengah kondisi ekonomi yang terfluktuatif, ekonomi domestik masih bisa tumbuh lebih baik dibandingkan negara berkembang lain.
"Kalau saya lihat, persepsi terhadap Indonesia sedang bagus. Diantara emerging economy, Indonesia dianggap salah satu manajemen ekonomi makronya relatif prudensial dan stabil," ujar Bambang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis 11 Februari 2016.
Disamping itu, kata Bambang, Indonesia sendiri tidak terlalu terekspos dengan turunnya harga minyak mentah dunia yang berada di bawah level US$30 per barel. Alhasil, perspektif tersebut menjadi sentimen tersendiri bagi sejumlah indikator perekonomian dalam negeri, termasuk nilai tukar.
Intinya, lanjut mantan Wakil Menteri Keuangan era Susilo Bambang Yudhoyono ini, adalah bagaimana tetap menjaga stabilias ekonomi makro dalam negeri, sehingga tahan akan goncangan perekonomian global yang berpotensi memengaruhi pergerakan ekonomi dalam negeri.
"Jadi tidak hanya berpengaruh kepada penguatan rupiah, tetapi variabel mikro kita juga. Pokoknya kami jalankan, dan paling penting adalah menjaga stabilitas makro dari sisi fiskal," tegas Bambang.
Sekadar informasi, berdasarkan kurs referensi Foreign Exchange Reference Rate Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia (BI), kurs dolar Amerika Serikat hari ini berada di level Rp13.369, menguat Rp169 dibandingkan kurs kemarin, Rabu 10 Februari 2016 sebesar Rp13,539 per dolar AS.
(ren)
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Aksi damai 4 November tidak terlalu pengaruhi pergerakan rupiah.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :