Pertamina Gelontorkan Rp680 Miliar Bangun Universitas
Kamis, 11 Februari 2016 - 11:26 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Rizki Aulia Rachman
VIVA.co.id
- Setelah sebelumnya banyak difokuskan bergerak di sektor minyak dan gas (migas) baik dari hulu ke hilir, PT Pertamina saat ini mulai menyasar sektor pendidikan Tanah Air.
Perusahaan pelat merah tersebut telah meresmikan sebuah kampus pendidikan, yakni Universitas Pertamina di kawasan Simprug, Jakarta Selatan, hari ini, Kamis 11 Februari 2016.
Pertamina telah menunjuk Pertamina Foundation yang nantinya akan melakukan pengelolaan aset untuk mendukung penyelenggaraan universitas tersebut, yang meliputi sarana dan prasarana untuk kampus, sarana olahraga perpustakaan, dan laboratorium.
"Pertamina Foundation mengalokasikan dana Rp680 miliar untuk lima tahun ke depan guna pengembangan Universitas Pertamina," ujar Direktur Eksekutif Pertamina Foundation, Umar Fahmi, di Universitas Pertamina, Jakarta, Kamis.
Umar mengatakan, untuk tahun pertama, alokasi dana Universitas Pertamina akan memakan biaya kurang lebih Rp80 miliar. Nantinya, univesitas ini akan menempati lahan seluas 6,5 hektare di kawasan Simprug.
Baca Juga :
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
"Universitas Pertamina akan menerima mahasiswa baru pada tahun 2016/2017 pada Juli mendatang," kata dia.
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
"Dengan peresmian Universitas Pertamina ini menjadi sebuah awal bagi kami untuk membangun individu yang kompeten dan dapat bersaing di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)," ujarnya
Diketahui, Universitas Pertamina menawarkan 15 program studi strata-1 (S1) melalui enam fakultas yang ada, di antaranya yaitu Fakultas Teknologi Eksplorasim, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Perencanaan Infrastruktur, Fakultas Sains, serta Fakultas Komunikasi dan Diplomasi. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dengan peresmian Universitas Pertamina ini menjadi sebuah awal bagi kami untuk membangun individu yang kompeten dan dapat bersaing di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)," ujarnya