BTN Siapkan KPR Subsidi 700 Ribu Unit Rumah Murah
Minggu, 7 Februari 2016 - 15:22 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- PT Bank Tabungan Negara Tbk mentargetkan pembiayaan perumahaan, baik subsidi maupun non-subsidi pada tahun ini sebesar 600-700 ribu unit.
Target tersebut masuk dalam program pembiayaan sejuta rumah, yang dicanangkan pemerintah.
"Pada tahun 2015, BTN telah mengkontribusi sebanyak 474.099 unit dalam program satu juta rumah ini. Tahun 2016, kami menargetkan bisa 600-700 ribu unit," kata Direktur Utama BTN, Maryono, melalui keterangan tertulis, Minggu 7 Februari 2016.
Maryono optimistis target tersebut akan tercapai, seiring banyaknya pengembang yang membangun rumah pada tahun 2015 akan selesai pada tahun ini.
Selain itu, perseroan juga akan meningkatkan kerja sama dengan pengembang, baik dari Real Estate Indonesia (REI) maupun Asosiasi Pengembang Seluruh Indonesia (Apersi).
“Tahun 2016 akan kami perluas dengan pengembang yang ada di BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Karya," ujarnya,
Selain itu, Maryono menjelaskan, rencananya perseroan akan menggelar BTN properti expo 2016 pada 13 Februari mendatang dengan penawaran bunga kredit pemilikan rumah (KPR) spesial 6,6 persen fix selama satu tahun.
Promo bunga murah tersebut juga diyakini bisa mendongkrak pembiayaan rumah tahun ini.
Hingga 31 Desember 2015, BTN membukukan pertumbuhan kredit sebesar Rp138,95 triliun dari jumlah tersebut porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,9 persen atau sebesar Rp124,92 triliun.
Sementara sisanya yang sebesar 10,10 persen atau sebesar Rp14,02 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit nonperumahan.
"Untuk segmen KPR subsidi, perseroan masih menguasai pangsa pasar 98 persen dari total penyaluran FLPP (fasilitas lukuiditas pembiayaan perumahan) tahun 2011, 2012, 2013 dan 2014," ucapnya.
Baca Juga :
Pemerintah Ungkap Kendala Program Sejuta Rumah
Maryono mengungkapkan, pertumbuhan kredit tersebut juga ditopang dari meningkatnya dana pihak ketiga (DPK) perseroan yang mencapai Rp128 triliun pada tahun 2015.
Baca Juga :
Pemerintah Fokus Bangun Rumah Khusus di Papua
Nilai tersebut tumbuh 19,97 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp106,7 triliun. Sedangkan NPL berhasil ditekan menjadi 3,42 persen (gross) turun dari NPL periode yang sama sebesar 4,01 persen.
Maryono juga mengungkapkan, kinerja BTN tahun 2015, membuat perseroan optimistis tahun ini laba bersih bisa tumbuh sekitar 30-40 persen.
Tahun lalu BTN berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,85 triliun atau melonjak 62 persen dibandingkan perolehan 2014 yang sebesar Rp1,146 triliun.
“Tahun ini kami memang menurunkan target pertumbuhan jadi 30-40 persen untuk laba bersih. Kenapa lebih kecil, karena persaingan tahun ini sangat ketat, apalagi MEA (masyarakat ekonomi ASEAN) sudah berjalan. Makanya, target pertumbuhan laba kita tidak terlalu besar dibandingkan tahun lalu,” tuturnya.
Maryono menjelaskan, pencapaian kinerja perseroan yang cemerlang pada tahun lalu selain diapresiasi oleh pemegang saham, respons positif juga diberikan oleh investor dengan kenaikan harga saham berkode BBTN tersebut.
“Sehari setelah pengumuman kinerja, besoknya saham BTN naik menjadi Rp1.410. Sedangkan dalam raker ini Deputi Menteri BUMN bidang Jasa, Gatot Trihargo, mengatakan kepada saya, bahwa BTN menjadi Bank BUMN berkinerja terbaik di tahun 2015,” ucapnya.
Di samping itu, untuk mempertahankan kinerja BTN agar tetap cemerlang, Maryono mengaku, salah satu yang perseroan lakukan adalah dengan menggelar rapat kerja BTN se-Indonesia.
Raker ini membahas mengenai rencana dan target pada tahun 2016. Menurut dia, Raker BTN se-Indonesia ini merupakan momentum bagi perseroan meningkatkan kinerja tahun 2016.
“Raker ini menjadi momentum meningkatkan kinerja. Kinerja 2015 sudah bagus, 2016 harus lebih bagus lagi. Ini menjadi momentum bagi karyawan dan karyawati untuk bekerja sesuai dengan target yang kami inginkan,” ujar dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tahun lalu BTN berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp1,85 triliun atau melonjak 62 persen dibandingkan perolehan 2014 yang sebesar Rp1,146 triliun.