Iklim Ekonomi Lesu, Target Penjualan Properti Turun
- Istimewa
VIVA.co.id - Perlambatan ekonomiĀ memberikan sentimen negatif terhadap industri dalam negeri, tak terkecuali sektor properti. Untuk itu, Real Estate Indonesia (REI) melakukan revisi target penjualan properti.
Ketua Umum REI, Eddy Hussy mengatakan, jika melihat presentase penjualan properti di tahun lalu, memang terjadi penurunan dari target yang dipatok. Namun, ada peningkatan penjualan di sektor masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Penjualan target kami sepuluh persen, tapi berada di bawah sedikit. Mungkin tujuh sampai delapan persen. Pertumbuhan itu, dari sektor menengah ke bawah, seperti perumahan Bank Tabungan Negara yang menyasar MBR naik 20 persen," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 5 Februari 2016.
Eddy menjelaskan, pertumbuhan properti untuk sektor menengah ke atas mengalami perlambatan, karena dampak dari gejolak ekonomi global, yang berimbas terhadap bisnis di dunia usaha.
"Kami berharap bagaimana ekonomi global bisa membaik, serta berimbas terhadap pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Tentu akan mengangkat sektor menengah ke atas," katanya.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah di tahun ini, karena secara tidak langsung sejalan dengan pola pembangunan di sektor properti. Eddy pun mengapresiasi langkah percepatan belanja pemerintah yang sudah dilakukan di awal tahun.
"Hal ini bisa meningkatkan pembangunan properti juga. Infrastruktur itu menuntun kita ke sesuatu yang lebih positif. Kebutuhan masyarakat akan infrastruktur akan semakin meningkat," ujarnya menambahkan.
Jika melihat secara realistis, Eddy mengakui bahwa target bisnis properti pada tahun ini akan tetap mengarah pada sektor menengah ke bawah. Sebab, untuk sektor menengah ke atas di tahun ini masih belum dapat diprediksi secara jelas. "Arah kami tetap menengah ke bawah. Tetap akan menjadi suatu pasar yang masih baik, dibandingkan menengah ke atas."
(mus)