Ini Sinyal Anda Siap Keluar dari Zona Nyaman
Jumat, 5 Februari 2016 - 04:27 WIB
Sumber :
- Dokumentasi Duitpintar
VIVA.co.id - Dari nothing jadi something. Itulah label yang biasa disematkan bagi mereka yang sukses jadi pengusaha. Dulunya, mereka bukan siapa-siapa, tapi setelah terjun di dunia bisnis, spontan semua orang mengagumi.
Di media massa banyak mengulas orang-orang yang banting setir dari dulunya pegawai rendahan jadi pengusaha kelas kakap. Omzetnya pun sudah di bilangan puluhan juta sampai miliaran rupiah per bulan.
Sekarang berkaca sejenak. Berpredikat sebagai pegawai menengah dan gaji yang rutin, tapi tak bisa mengimbangi naiknya kebutuhan bulanan. Hampir tak punya investasi karena gaji habis untuk sehari-hari. [Baca: Cara Mudah Berinvestasi tanpa Kening Mengernyit]
Jangan sekadar meratapi. Coba lihat dari sisi lain. Ini tanda nyata untuk keluar dari zona nyaman sebagai pegawai ke pengusaha.
Memang sulit untuk melangkah, tapi kalau tak ada langkah pertama Anda enggak bakal ke mana-mana.
Tentunya mengubah haluan hidup jadi pengusaha itu bukan tanpa strategi. Tetap dibutuhkan perhitungan sekaligus pertimbangan matang. Apa saja itu?
1. Nilai diri sendiri
Cobalah berkaca dan ukur kesiapan diri sendiri. Kalkulasi sejauh mana mental siap terima kritikan atau pun akibat dari resign dari kantor.
Baca Juga :
Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
Selain itu, nilai juga kesiapan finansial. Sejauh mana perubahan yang terjadi bila berhenti dari pekerjaan dan menggeluti bisnis.
Baca Juga :
Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik
Pengetahuan dan jaringan juga mesti dinilai karena penting sebagai modal awal berbisnis.
2. Jangan buru-buru
Jangan gegabah mengambil keputusan. Bila belum siap dengan keputusan keluar dari zona nyaman, tak mengapa ditunda dulu.
3. Saran
Ini penting sebagai bahan masukan. Pandangan orang lain bisa membuka paradigma atau pun memperkaya pengetahuan.
4. Punya rencana cadangan
Rencana A, tapi bila gagal masih ada rencana B. Biasanya itu yang dilakukan orang-orang sukses.
Jadi, tetaplah menyusun rencana cadangan bila rencana utama mentok di tengah jalan. Konkretnya, tetap perhitungkan balik jadi karyawan lagi jika gagal di langkah awal dalam berbisnis.
Susun lagi strategi melangkah ke depannya bila hendak terjun lagi di bisnis.
Setidaknya hal-hal itu diperhatikan dulu sebelum memutuskan keluar dari label pegawai atau karyawan.
Toh tujuan dari semua aktivitas itu pada ujungnya adalah soal kesejahteraan. Tinggal memutuskan mau menggunakan medium mana. Jalur pegawai atau jalur bisnis? [Baca: Kisah Sukses Mereka yang Tekuni Bisnis dari Nol]
Jalur bisnis bisa mempersingkat tujuan dalam mencapai kemerdekaan finansial. Hanya, jalan yang dilalui pasti tak mulus yang diduga sebelumnya. Bagaimana pun, mencoba itu tetap jadi rumus pasti.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jangan gegabah mengambil keputusan. Bila belum siap dengan keputusan keluar dari zona nyaman, tak mengapa ditunda dulu.