Mengenal Thorium, Nuklir yang Ramah Lingkungan

Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional, Djarot Sulistio Wisnubroto (kanan).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Kepala Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto manyatakan, cadangan nuklir Thorium lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan uranium. Untuk ketersediaannya pun jumlah cadangan nuklir Thorium tiga kali lipat dari jumlah Uranium.

Inggris Berencana Bangun 7 Pembangkit Tenaga Nuklir Baru pada 2050

“Bahwa memang kelebihan Thorium itu limbahnya lebih sedikit, tapi limbah lebih sedikit itu tetap limbah radioaktif,” ucap Djarot saat konferensi pers di Gedung Batan, Jakarta Selatan, Kamis 4 Februari 2016.

Djarot menjelaskan, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menggunakan Uranium dengan pembangkit 1.000 MegaWatt (MW) bisa menghasilkan limbah radioaktif 300 meter kubik per tahun. Jika dipilah lebih kecil lagi, lima persen dari limbah tersebut, ia katakan, adalah limbah yang usianya panjang.
 
“Limbah radioaktif itu ada usianya, sedangkan limbahnya, seperti handphone Anda tidak ada usianya,” tuturnya.
 
Sementara Thorium, diakui Djarot memang belum ada satupun yang memaparkan data untuk limbah yang dihasilkan Thorium. Namun, ia pastikan limbahnya kurang dari limbah radioaktif yang dihasilkan Uranium.
 
“Perkiraan saya, total limbah dibawah 300 meter kubik,” kata Djarot.
 
Sekadar informasi, Batan telah melirik jumlah Thorium yang ada di pulau Bangka, Kepulauan Bangka Belitung yaitu sekitar 121 ribu ton. Potensial Thorium menghasilkan energi listrik adalah 90 persennya, sementara uranium berpotensi hanya tiga sampai 5 persen saja.
 
Uranium adalah unsur yang bersifat fissil atau dapat membelah diri, setelah bereaksi nuklir. Reaksi Uranium akan menghasilkan Plutonium, yaitu unsur yang biasa digunakan untuk tujuan persenjataan.

Menteri ESDM Sebut RI Mulai Pertimbangkan Penggunaan Energi Nuklir

Sementara Thorium bersifat fertil atau membiak atau tidak dapat membelah diri. Thorium hanya akan membelah diri dengan terlebih dahulu direaksikan dengan neutron. Sehingga dengan tidak bisa membelah diri, ototmatis, tidak dapat menghasilkan Plutonium. Jadi aman digunakan, karena sesudahnya tidak ada pemanfaatan untuk tujuan persenjataan.

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

RI Bakal Punya PLTN Kapasitas 250 MW di Tahun 2032

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merestui pemanfaatan energi nuklir, sebagai salah satu bakal sumber energi guna menopang kebutuhan listrik nasional.

img_title
VIVA.co.id
13 Juni 2024