Menguak Mitos Seputar Hubungan Seksual
Rabu, 3 Februari 2016 - 00:16 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Banyak mitos yang beredar seputar bercinta dan masa kehamilan. Mitos-mitos ini juga banyak dipercaya oleh masyarakat.
Mitos seperti wanita tidak bisa hamil jika melakukan hubungan seksual saat dalam masa menstruasi dan beberapa mitos lainnya, perlu diketahui kebenarannya. Untuk itu simak beberapa di antaranya, seperti dilansir dari laman Daily Mail.
Tidak bisa hamil saat menstruasi
Dr. Gillian Lockwood, konsultan obstetric dan gynecology dan Direktur Medis dari Midland Fertility Services mengatakan, bahwa tidak ada kesempatan dimana seorang wanita berusia 15 hingga 50 tahun tidak bisa hamil.
Sel telur yang baik dilepaskan selama masa ovulasi, dan memiliki rentang hidup sekitar empat atau lima hari, dan sperma yang sehat memiliki kemampuan membuahi sampai empat hari.
"Itulah sebabnya kita sering mendengar, banyak wanita yang berpikir 'Oh, ini akhir masa menstruasi. Saya benar-benar aman', namun sebenarnya mereka bisa hamil," kata dia.
Migrain bisa disembuhkan dengan hubungan seksual
Tim Neurologi dari Universitas Munster, dalam penelitiannya yang dipublikasikan pada tahun 2013, menemukan, bahwa lebih dari setengah penderita migrain yang melakukan hubungan seksual, mengalami perkembangan gejala yang lebih baik.
Dr.Beverley Whipple, ahli neurologi dari Rutgers University yang menemukan G-spot pada akhir tahun 70an, mengungkapkan, jika area ini dirangsang hingga mencapai orgasme, ambang nyeri akan meningkat hingga 106 persen.
Seks dan orgasme pada ibu hamil bisa merangsang kelahiran awal
Dr. Downey menjelaskan, secara teori, seks bisa menyebabkan kelahiran awal, namun rahim perlu dipersiapkan.
Sperma mengandung hormon prostaglandin, yang bisa melembutkan rahim dan merangsang kontraksi. Namun lakukan hubungan seks saat sudah mendekati hari kelahiran.
"Rahim harus matang dan bisa menerima prostaglandin, dan ini hanya terjadi saat mendekati akhir kehamilan. Jika bercinta pada minggu ke-20, tidak akan menyebabkan kelahiran awal," jelas Downey.
Buang air kecil sebelum bercinta kurangi risiko infeksi saluran kemih
Baca Juga :
6 Cara Tak Romantis Pria Ungkapkan Cinta
"Seks adalah penyebab umum terjadinya infeksi saluran kemih pada wanita muda di usia 20an," jelas Dr. Zaki Almallah, konsultan Urologi di BMI Hospital.
Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal General Internal Medicine, ditemukan bahwa hubungan seksual, juga dihubungkan dengan risiko infeksi saluran kemih pada wanita post menopause.
Ahli urologi Dr. David Kaufman, mengungkap bahwa buang air kecil sebelum berhubungan seksual adalah penyebab utama infeksi saluran kemih post coital.
Sedangkan, Almallah mengatakan bahwa tidak ada bukti nyata dari teori Kaufman. "Jika tidak ingin, tidak perlu kencing sebelum berhubungan seksual, hal ini tidak akan berpengaruh dalam mencegah infeksi saluran kemih setelah bercinta. Justru buang air kecil setelah berhubungan seksual yang akan membantu," kata dia.
"Buang air kecil setelah berhubungan seksual, berarti membuang bakteri yang bersarang selama berhubungan, hingga ke bagian uretra, yang merupakan sumber transportasi bakteri ke dalam kandung kemih, juga membantu meminimalkan infeksi saluran kemih setelah bercinta," ujar Kaufman.
(mus)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sedangkan, Almallah mengatakan bahwa tidak ada bukti nyata dari teori Kaufman. "Jika tidak ingin, tidak perlu kencing sebelum berhubungan seksual, hal ini tidak akan berpengaruh dalam mencegah infeksi saluran kemih setelah bercinta. Justru buang air kecil setelah berhubungan seksual yang akan membantu," kata dia.