Bukalapak Gembleng Mahasiswa dengan Algoritma
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Sumber daya berkualitas merupakan kunci sukses dalam persaingan e-commerce yang saat ini semakin keras. Hal itu pun disadari oleh perusahaan e-commerce lokal, Bukalapak.com yang ingin melahirkan sumber daya mumpuni dalam mengarungi industri digital di Indonesia.
Seperti yang diprediksi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) transaksi e-commerce pada 2020 akan mencapai US$130 miliar. Artinya, itu akan membawa Indonesia merajai pasar digital di kawasan Asia Tenggara.
Tetapi dalam meraih target tersebut, Bukalapak melihat kalau kualitas sumber daya yang ada sekarang ini belum sepenuhnya sesuai yang diinginkan, terutama ketersediaan tenaga kerja di bidang Teknologi Informatika (TI) yang jumlahnya masih terbatas.
Chief Executive Officer (CEO) dan co-Founder Bukalapak, Achmad Zaky mengatakan, perusahaannya berkomitmen dan bertanggungjawab terhadap penguatan ekosistem lewat sumber daya ini. Untuk itu, mereka menggelar program yang dinamakan 'Programming Contest'. Program ini menguji kemampuan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia.
Tujuannya agar sumber daya yang digembleng Bukalapak tersebut dapat bersaing dan berkontribusi terhadap dunia digital Indonesia. Dalam Programming Contest ini, para mahasiswa ini diharuskan untuk menyelesaikan puzzle algoritma menggunakan bahasa C/C++, Java, Ruby, ataupun Phython.
"Bukalapak menyadari anak muda punya peranan penting untuk masa depan suatu negara. Melalui Programming Contest ini, kami ingin mendorong mahasiswa dapat berkontribusi bagi dunia digital Indonesia serta mengatasi kesenjangan digital nasional. Program ini, sejalan dengan visi Bukalapak untuk menambah engineer software di bisnis digital," ujarnya di Plaza City, Pejaten, Jakarta, Selasa, 2 Februari 2016.
Dalam kesempatan yang sama, Chief Financial Officer (CFO) dan co-Founder Bukalapak, Fajrin Rasyid mengungkapkan, jika saat ini Indonesia di mata dunia sebagai pasar yang menggiurkan yang sayang kalau tidak disasar. Tak ayal, berbagai perusahaan global mulai berdatangan dan mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
"Banyak yang bilang Indonesia merupakan surga bagi para investor, terutama investor asing. Tapi disayangkan, kalau tak seimbang dengan kurangnya ahli engineering. Engineering dalam tahap dini di Indonesia semakin baik, ketika para mahasiswa melihatnya masa depan yang baik di bidang teknologi," ucapnya.
Dalam program ala Bukalapak ini, peserta mahasiswanya ada 50 orang yang dari angkatan 2012 hingga 2015. Bagi peserta yang dinilai terbaik akan diganjar hadiah seperti MacBok Pro, iPhone 6 dan iPhone 6s, juga dua eksternal hardisk.
(mus)