Indonesia 'Juara' Perangkat Android Terinfeksi Virus
- www.engadget.com
VIVA.co.id - Perusahaan internet mobile, Cheetah Mobile merilis laporan keamanan seluler global yang fokus pada perangkat Android.
Laporan ini merinci dan menyoroti pertumbuhan virus, situs phising dan program komputer berbahaya (malware) serta perangkat terinfeksi di seluruh pasar, termasuk di Indonesia. Laporan itu juga menyinggung soal kebocoran data dan prediksi keamanan pada 2016.Â
Berdasarkan keterangan tertulis, Selasa 2 Februari 2016, laporan Cheetah Mobile menemukan pada tahun lalu hampir sejuta perangkat telah terinfeksi ada di Indonesia.
Dari data laporan menunjukkan Indonesia 'juara' ketiga soal perangkat terinfeksi. Nomor puncak diduduki oleh China dengan jumlah perangkat terinfeksi mencapai 1,5 juta, kemudian diikuti India nyaris menembus 1 juta perangkat, Indonesia sekitar 800 ribu perangkat, Rusia hampir 500 ribu perangkat, Malaysia hampri menembus 400 ribu perangkat dan lainnya.
"China, India dan Indonesia adalah tiga negara yang paling parah terkena dampaknya. Selain dari banyaknya pengguna Android, alasan lainnya mengapa ketiga negara ini menjadi yang terparah adalah karena aplikasi pihak ketiga (third party apps) tersebar luas di ketiga wilayah tersebut," tulis Cheetah Mobile.
Perusahaan itu juga menemukan kebanyakan pasar aplikasi pihak ketiga telah terkontaminasi oleh malware akibat lemahnya pemantauan pasar tersebut.
Cheetah Mobile menuliskan sepanjang 2015, virus Android meningkat tajam. Jumlah virus Android mencapai lebih dari 9,5 juta, dua kali lebih besar dari jumlah total virus tiga tahun terakhir. Dibandingkan dengan 2,8 juta virus (2014), tingkat pertumbuhan virus pada 2015 lebih dari 22 persen.
Kelemahan Android satu per satu mulai terkuak. Dituliskan celah keamanan yang terkuak misalnya Stage Fright yang mempengaruhi 95 persen perangkat Android hingga wormhole yang membahayakan jutaan perangkat, tampaknya celah kelemahan Android tidak akan berakhir.
Kemudian, laporan menemukan lebih dari 800 ribu pengguna Android terkena dampak malware promosi yang berbahaya
"Malware promosi adalah yang paling umum. Malware ini terus memunculkan iklan dan memaksa memasang aplikasi yang tidak diinginkan," tulis Cheetah Mobile.
Laporan itu juga menyoroti tentang pembayaran melalui ponsel (mobile payment) yang kini telah menjadi target virus. Disebutkan dengan bertambah populernya pembayaran melalui ponsel, jumlah malware yang menyasar mobile banking telah meningkat dengan pesat.
"Lebih dari 60 persen dari 9,5 juta virus pada 2015 berhubungan dengan pembayaran melalui ponsel," katanya.
Laporan juga mencatat ada ribuan perusahaan dan ratusan juta pengguna terkena dampak kebocoran informasi pada 2015. Cheetah Mobile juga menemukan root Trojan yang terus melonjak pada tahun lalu.
"Saat virus tersebut mendapatkan akses ke tingkat sistem, Root Trojans dapat mengambil alih perangkat dan sangat sulit untuk disingkirkan," tulis Cheetah Mobile.