Pabrik Es dan Garam Akan Dibangun di Kupang
Selasa, 2 Februari 2016 - 09:18 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Basri Marzuki
VIVA.co.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meningkatkan penyediaan fasilitas produksi bagi nelayan di Indonesia. Setelah membangun 12 pabrik es di beberapa daerah, Kementerian Perindustrian akan membangun pabrik es di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
"Dari sekian banyak kebutuhan fasilitas pendukung, pabrik es dan industri garam yang menyokong pengawetan hasil laut mereka," kata Menteri Perindustrian, Saleh Husin, setelah menerima Wali Kota Kupang, Jonas Salean, di Jakarta, dikutip dalam keterangannya, Selasa 2 Februari 2016.
Saleh mengatakan, pembangunan pabrik es ini nanti diintegrasikan dengan lokasi aktivitas nelayan, seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Pengelola pabriknya pun bisa dilakukan oleh koperasi, TPI, atau kelompok usaha bersama (KUB) setempat.
Sekadar informasi, sejak 2007-2015, kementerian ini telah memberikan bantuan mesin peralatan es balok berkapasitas 10 ton per hari. Sebanyak 12 daerah yang dibantu adalah Pasaman Barat dan Pariaman, Sampang, Pamekasan, Kota Bengkulu, Lampung Selatan, Tuban, Lamongan, Minahasa Selatan, Ambon, Baubau, dan Donggala.
"Pasokan es balok ini berdampak langsung pada kualitas tangkapan, bahkan Presiden Joko Widodo memberi perhatian pada pemenuhan kebutuhan cold storage ini," kata dia.
Saleh mengatakan, potensi sumber daya ikan laut di Teluk Kupang hampir mencapai 20 ribu ton per tahun. Daerah tersebut juga menjadi pusat konsentrasi nelayan dari berbagai daerah seperti Sulawesi, Jawa, Madura, dan Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga :
PP Perlindungan Nelayan Bakal Dikeluarkan
Jonas mengatakan bahwa pabrik es ini diharapkan bisa mendukung industri lemari pendingin (cold storage), sehingga jangka waktu pengawetan ikan lebih lama.
"Kami berharap pabrik es dapat mendukung cold storage, sehingga jangka waktu pengawetan ikan lebih lama dan untuk memasok nelayan saat melaut," kata dia.
Selain pabrik es, Saleh menambahkan, di Kupang juga akan dikembangkan industri garam lebih lanjut. Lahan yang tersedia seluas 1,5 hektare dan telah memproduksi garam 70 ton per hektare.
Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menurut Jonas, garam juga digunakan pada pengawetan ikan tangkapan nelayan.
Sementara itu, Direktur Pangan, Barang, dari Kayu, dan Furnitur Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Sudarto, siap memadukan produksi es balok dengan teknologi penggaraman.
"Dari produksi garam, produk sampingannya dapat digunakan untuk meningkatkan titik beku es balok. Dari biasanya hanya -4 derajat celsius bisa menjadi -10 derajat," kata Sudarto.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya