Tekan Impor BBM, Konsumsi Biosolar Digenjot

Biodiesel
Sumber :
  • citizenact.com
VIVA.co.id
- Pemerintah berupaya meningkatkan konsumsi bahan bakar biodiesel 20 persen (B20) untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang masih impor. 

Bahan B20 yang berasal dari sawit diharapkan mampu membuat harga sawit milik petani dalam negeri stabil. Sejumlah upaya sosialisasi dilakukan di beberapa kota untuk menggenjot konsumsi B20 ini.

"Dari kebutuhan BBM secara nasional, 50 persen di antaranya merupakan BBM impor. Ini menyedot devisa negera yang cukup besar," ujar Huda Wijayanto, Kasie Pelayanan Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di sela acara Sosialisasi pemanfaatan B20 di Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang, Senin, 1 Februari 2016.

Menurutnya, saat ini biodiesel dengan kandungan 15 persen (B15) memang sudah mulai digunakan masyarakat. Di Malang, B15 juga telah banyak digunakan. 

Namun, mulai Januari 2016, pemerintah akan semakin gencar mengajak masyarakat untuk berhijrah menggunakan B20 sebagai pengganti solar. 
Dia menjelaskan, untuk menambah pasokan, pemerintah menyiapkan dengan membangun dua pabrik biodiesel B20.  

“Solar dengan kandungan B15 memang sudah ada di sejumlah SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum), persediaan saat ini mencapai 4 juta kiloliter. Sedangkan untuk B20, kami mulai dengan membangun pabrik di Kalimantan dan Sulawesi untuk memenuhi kebutuhan nantinya," lanjutnya.

Adapun, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang digunakan untuk mesin atau motor diesel berupa ester metil asam lemak, yang terbuat dari minyak nabati maupun hewani. 
Produksi Gas PHE Lampaui Target 2016, Ini Pendorongnya

Meskipun berasal dari minyak nabati, namun manfaat biodiesel diakui sangat baik untuk ketahanan energi. 
Enam Bulan, Realisasi Investasi Energi Mencapai US$876 Juta

"Manfaat penggunaan biodiesel sangat besar khususnya bagi ketahanan energi, sehingga kami gencar melakukan sosialisasi," terangnya.
Ada Potensi Bahan Bakar Tersembunyi di Bawah Samudera

Menurutnya, sejumlah sosialisasi dilakukan di sejumlah kota besar di Indonesia, antara lain Jakarta, Tegal, Semarang, Surabaya, Jember, Malang, Bandung, dan daerah lainnya untuk menggenjot konsumsi B20.

Heppy Wulansari, Assistant Manager External Relations Pertamina Marketing Operation Region V, menambahkan konsumsi biodiesel 20 persen sudah mulai dilakukan di Malang dan sekitarnya. 

“Solar selama ini sudah dicampur dengan FAME (fatty acid methyl ester). Kami menyebutnya dengan biosolar. Pencampuran sudah dilakukan beberapa tahun terakhir dengan bertahap. Mulai dari lima persen, naik 10 persen dan 15 persen. Awal Januari ini sudah 20 persen,” jelas dia. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya