Ini Alasan Reksa Dana Bakal Tumbuh 15 Persen

Investasi reksa dana
Sumber :
  • Manulife Aset Manajemen Indonesia

VIVA.co.id - Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R Thaher optimistis kinerja reksa dana pada tahun ini dapat tumbuh sekitar 15 persen dibanding tahun sebelumnya.

Cari Pemain Saham Baru, BEI Gandeng Indosat dan Trimegah
Menurut dia, optimisme tersebut seiring dengan harapan kondusifnya perekonomian global maupun nasional tahun ini. Faktor itulah yang nantinya akan mendukung kinerja reksa dana Tanah Air.
 
Sukseskan Tax Amnesty, OJK Perlonggar Syarat Modal Sekuritas
"Setiap tahunnya, kami targetkan kinerja reksa dana tumbuh sekitar 15 persen. Kalau bicara segmen, reksa dana saham dan pasar uang lah yang masih akan dominan berkontribusi ke reksa dana Indonesia," kata Denny di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu 27 Januari 2016.
 
IHSG Berusaha Bertahan di Atas 5.400, Pilih Empat Saham Ini
Denny mengungkapkan optimismenya dapat menjaring lebih banyak investor reksa dana pada tahun ini. Sementara itu, hingga 2017, diharapkan total investor reksa dana sebanyak lima juta investor.
 
"Saat ini, investor baru sejumlah 250 ribu. Insya Allah, target sebanyak lima juta investor pada 2017 dapat tercapai," ujarnya.
 
Peningkatan jumlah investor reksa dana tersebut, menurut Denny, akan seiring dengan program-program sosialisasi dan edukasi yang akan dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Selain itu, penambahan jumlah investor selaras dengan pemahaman masyarakat yang semakin baik.
 
"Kami akan buka sekolah reksa dana. Kami sasar segmen potensial atau masyarakat yang umurnya di bawah 30 tahun untuk menjadi investor," tuturnya.
 
Selain itu, Denny menambahkan, pasar reksa dana di Indonesia masih sangat besar. Untuk menggaet investor, pihak terkait harus lebih gencar mengenalkan ke masyarakat.
 
"Harus banyak program yang dilakukan, seperti pesta reksa dana, edukasi, pameran, talkshow supaya pemahaman masyarakat akan reksa dana lebih baik lagi. Dan ini kami lakukan secara berkala di seluruh Indonesia," tuturnya.
 
Selain menerangkan untungnya, menurut Denny, pihak-pihak terkait, baik otoritas, Self Regulatory Organization (SRO) atau broker harus menjelaskan risiko berinvestasi di reksa dana. Supaya, investor mengerti dan tidak merasa terjebak dalam berinvestasi di pasar modal.
 
"Dalam berinvestasi di reksa dana, yang pertama-tama kita harus tahu, investasi dilakukan secara berkala, jangka panjang, dan disiplin," ujarnya. Ia menambahkan, jumlah produk reksa dana dan manajer investasi (MI) di pasar modal Indonesia masih sedikit.
 
"Saat ini, produk reksa dana kita baru belasan ribu. Kita butuh banyak produk reksa dana dan MI, supaya bisa lebih banyak pilihan dan pasar reksa dana semakin semarak," kata dia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya