Ini Rahasia Kesuksesan Pendiri Lippo Mochtar Riady
Selasa, 26 Januari 2016 - 18:13 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Romys Binekasri
VIVA.co.id - Pendiri perusahaan Lippo Group, Mochtar Riady, hari ini meluncurkan buku autobiografinya yang berjudul Manusia Ide setebal 336 halaman. Buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup, percintaan, hingga perkembangan bisnisnya.
Baca Juga :
10 Orang Terkaya di Indonesia Pada Tahun 2016
"Yang mau saya sampaikan pengalaman itu paling penting, saya dilahirkan di Batu, Malang, dibesarkan di Malang, namun nasib saya tak malang. Kenapa enggak malang, oleh karena saya berani mikirkan kalau ingin usaha besar harusnya adalah Ibukota Jakarta, bukan di kota kecil Malang," ujarnya, di Hotel Aryaduta Jakarta, Selasa, 26 Januari 2016.
Â
Pria kelahiran Malang, 12 Mei 1929 itu terlahir dari keluarga yang sederhana. Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan dan kesengsaraan ia lakoni dengan penuh keberanian.Â
Â
Pada saat usianya baru menginjak sembilan tahun, Mochtar kecil telah menjadi anak piatu setelah ibunya meninggal dunia. Bahkan, pada usia 11 tahun ia juga dihadapi oleh kesenjangan kesukuan.
Â
Menurut Mochtar, keberanian merupakan salah satu kunci kesuksesan yang ia raih selama ini. Dia mengungkapkan keputusan untuk pindah dari Malang ke Jakarta hanya bermodalkan keberanian.
Â
"Usia 11 tahun tentara Jepang masuk, dan kebetulan di Malang ada perkumpulan orang suku Hingua propinsi Fujian, kumpulan Fusing, namanya seperti orang anti Jepang di Tiongkok, tahu ada ini 62 orang ditangkap, termasuk ayah dan paman saya," tuturnya.
Â
Belum lagi, kala itu ia menjadi korban tipu daya oleh orang dewasa yang menjerumuskan dirinya dalam permainan judi yang membuat keadaan hidupnya makin sulit.Â
Â
Sebab, ia menanggung banyak utang. Namun, ia hadapi semuanya dengan keberanian.
Â
"Saya ingin ajak semua jangan minder, enggak berbakat, sehingga selalu mikirnya adalah yang kecil, saya anjurkan mari sama-sama pikirkan hal-hal yang besar. Supaya kita semua berani mikirkan hal yang besar dan mencoba hal menjadi besar," ucapnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Usia 11 tahun tentara Jepang masuk, dan kebetulan di Malang ada perkumpulan orang suku Hingua propinsi Fujian, kumpulan Fusing, namanya seperti orang anti Jepang di Tiongkok, tahu ada ini 62 orang ditangkap, termasuk ayah dan paman saya," tuturnya.