Monyet Disuntik Gen Autisme Manusia, Begini Jadinya

Sumber :
  • www.dailymail.co.uk/Nature

VIVA.co.id –  Sekelompok tim peneliti China membuat terobosan baru dalam menemukan upaya penyembuhan penyakit autisme pada manusia. Selama ini, belum ditemukan obat yang ideal untuk menyembuhkan penyakit tersebut.

Wakil Ketua MPR Terima Kunjungan Delegasi IeFS

Terobosan yang dilakukan peneliti China yaitu memindahkan gen autisme manusia kepada monyet. Monyet yang dipilih dalam uji coba ini adalah monyet betina.

Peneliti ingin melihat sejauh mana dampak gen autisme tersebut pada hewan yang dikenal punya kedekatan dengan manusia. Cara ini dikatakan akan membuat peneliti makin memahami bagaimana langkah penyembuhan autisme pada manusia.

Malaysia Dilanda Banjir Besar, 3 Orang Tewas dan Puluhan Ribu Orang Mengungsi

Dikutip dari Daily Mail, Selasa, 26 Januari 2016, dalam penelitiannya, peneliti menciptakan pembuluh khusus monyet, dan kemudian mentranfer beberapa salinan gen MECP2, yang dikaitkan dengan autisme pada manusia. Kemudian peneliti mempelajari apa saja perilaku yang ditunjukkan monyet itu setelah mendapatkan gen autisme tersebut.

Dalam pengamatan, peneliti menemukan adanya peningkatan frekuensi gestur berulang-ulang, menampilkan kecemasan dan interaksi sosial yang buruk.

Diimbangi Persib, Begini Respon Pelatih Port FC

Peneliti mengatakan alasan memilih uji coba gen autis pada monyet karena kedekatan gen saja. Dikatakannya, selama ini uji coba autisme pada hewan masih tergantung dengan tikus. Padahal hewan pengerat tersebut dalam konteks gen, perilaku dan psikologi, sangat jauh dengan manusia.

"Begitu kami mengidentifikasi masalah sirkuit otak ini yang terkait dengan perilaku seperti autisme, kami akan menggunakan terapi seperti alat pengedit gen untuk memanipulasi perpindahan gen MECP2 dalam monyet," kata pemimpin studi, Zilong Qiu, pakar dari Institute of Neuroscience, Shanghai.

Peneliti mengaku puas dengan uji coba mereka dan bisa menguji perpindahan gen autisme pada banyak jenis monyet lainnya. Uji coba itu juga bisa jadi membuka penelitian penyakit lain pada manusia pada monyet.

“Penemuan kami membuka jalan efisiensi penggunaan monyet macaque yang direkayasa secara genetika untuk mempelajari gangguan otak," kata penulis studi.

Penelitian ini pun disambut oleh ilmuwan lain yang tidak terlibat dalam uji coba. Penelitian pada monyet itu merupakan terobosan yang mengagumkan. Meski demikian, rekayasa genetika autisme pada monyet ini juga meningkatkan perhatian soal etika ekspremimen pada primata non manusia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya