Gerhana Matahari Total, Ini yang Dilakukan BMKG

Gerhana Matahari dari balik jendela pesawat milik Air Berlin 20 Maret 2015.
Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id –  Untuk pertama kalinya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), meneliti apa yang terjadi pada gravitasi bumi ketika fenomena Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi pada 9 Maret 2016. Diketahui fenomena GMT itu terbilang langka, sebab fenomena serupa bakal terjadi lagi 350 tahun kemudian.
 
“Saat itu (GMT), kan berarti posisinya (bumi) terdekat, makanya akan kita lihat, bagaimana pola, kita akan melihat pasang surutnya bumi seperti apa,” ujar Deputi Bidang Geofisika BMKG, Masturyono kepada VIVA.co.id, usai konferensi pers terkait GMT yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin 25 Januari 2016.
 
“Apakah pasang surutnya bumi ini, ada anomali (ketidaknormalan) atau tidak,” tambahnya.
 
Masturyono mengungkapkan, penelitian seperti ini baru pertama kali dilakukan BMKG. Sebab, saat fenomena sebelumnya, BMKG belum memiliki alat yang memadai untuk menelitinya.
 
“Mikrograviti (nama alat), kita punya dua sekarang, dulu alatnya tidak ada, adapun tidak bisa mendeteksi,” ungkapnya.
 
Masturyono pun memastikan, gravitasi yang terjadi hanyalah gerakan kecil saja. Namun, tetap diteliti untuk keperluan eksplorasi pada masa mendatang. Micrograviti ini akan diteliti selama sebulan sebelum dan satu bulan sesudah fenomena GMT.

Hembusan Angin Matahari bikin Medan Magnet Bumi Terguncang

Diketahui, tercatat ada 12 provinsi di Indonesia yang dapat menyaksikan seluruh fenomena langka ini. Wilayah itu yakni Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka  Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Di Sejumlah kota besar seperti, Palembang, Tanjung Pandang, Palangkaraya, Balikpapan, Palu, Ternate, dan Sofifi, bisa menyaksikan fenomena langka tersebut.
 
Selain itu, sejumlah daerah lain di Indonesia bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian, antara lain kota Padang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Kupang, Manado, dan Ambon.

Penampakan Planet Venus, Catat Waktunya
Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Juni 2024

Matahari Pagi Indonesia Deklarasi Jadi Ormas, Ahmad Muzani Ungkap Tugasnya Bantu Pemerintah Prabowo

Matahari Pagi Indonesia mendeklarasikan diri sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) dan mengukuhkan pengurus besar pada akhir pekan ini.

img_title
VIVA.co.id
29 September 2024