Ketua MPR Terima Kunjungan Duta Besar Armenia
VIVA.co.id – Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Dari sekitar 250 juta penduduk Indonesia delapan puluh persen lebih diantaranya beragama Islam.
Namun kehidupan antar umat beragama berjalan secara baik. Masjid, Gereja dan Wihara banyak ditemukan saling berdampingan. Bahkan antar umat beragama saling menghormati, dan saling membantu.
Kedamaian umat beragama itu menjalar hingga ke ranah politik. Di Jakarta yang mayoritas penduduknya beragama Islam ternyata dipimpin oleh warga Tionghoa dan non muslim. Sedangkan di NTT yang mayoritas warganya beragama Nasrani, tapi ketua DPR adalah seorang muslim. Itu menunjukkan bahwa warga negara memiliki hak serta kewajiban yang sama. Mereka bisa menjadi apapun, seperti yang diinginkan, tanpa melihat suku, bahasa, dan budayanya.
Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menerima kunjungan Duta Besar Armenia untuk Indonesia Anna Aghadjanian. Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Kerja Ketua MPR, Kamis 21 Januari 2016.
Kondisi Indonesia yang damai itu, menurut Zulkifli sangat berbeda dibanding dunia Islam dikawasan timur tengah. Di sana konflik terus terjadi tanpa henti. Ini membuat citra umat Islam menjadi terpuruk. Padahal Islam tidak membenarkan adanya pertikaian apalagi hingga saling membunuh.
"Indonesia menentang terorisme, bahkan pada kasus bom Thamrin, masyarakat Indonesia bersatu untuk melawan teror tersebut", kata Zulkifli.
Pada kesempatan itu Zulkifli juga mengatakan, saat ini , kedudukan dan wewenang MPR tidak sama seperti era sebelum reformasi. Dulu MPR merupakan lembaga tertinggi negara. Tapi kini, lembaga MPR menjadi setara dengan lembaga negara lainnya. Namun dalam hal fungsinya, MPR memiliki fungsi tertinggi. Karena MPR bisa mengubah konstitusi dan mengangkat serta menurunkan Presiden dan Wakil Presiden.
Zulkifli juga menyampaikan undangan kepada parlemen Armenia untuk berkunjung dan melihat langsung Indonesia. Ketua MPR berharap hubungan kedua negara semakin ditingkatkan. Baik antara pemerintah, parlemen maupun rakyat antar kedua negara.
Sementara itu, kepada Ketua MPR, Duta Besar Armenia untuk Indonesia Anna Aghadjanian menyampaikan selamat serta kekagumannya terkait keberhasilan Indonesia melangsungkan pilakada serentak.
Sukses tersebut merupakan prestasi yang sangat besar, apalagi jika mengingat bahwa jumlah penduduk Armenia hanya mencapai tiga juta orang, sehingga tidak sebanding jika dibandingkan penduduk Indonesia. Karena itu menurut Anna Aghadjanian. Pihaknya akan belajar banyak kepada Indonesia dalam hal membangun demokrasi.
Pada kesempatan tersebut Anna setuju jika hubungan kedua negara terus ditingkatkan. Apalagi, dalam sejarahnya hubungan kedua negara sudah terjalin sejak lama. Bahkan bangsa Armenia sudah sampai di Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Beberapa warga Armenia juga sempat menikah dengan warga negara Indonesia. Malah, ada juga harta benda dan bangunan milik warga Armenia yang kini jadi milik Indonesia, karena ditinggalkan pemiliknya.