Beda KEIN Jokowi dan KEN 'Produk' SBY
Rabu, 20 Januari 2016 - 13:13 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/
VIVA.co.id
- Presiden Joko Widodo Resmi membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) hari ini. Keberadaan lembaga ini dipertanyakan, apakah peran dan fungsinya sama dengan Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang merupakan produk dari rezim kepresidenan sebelumnya yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Â
Baca Juga :
SBY: Salah Saya Apa Disadap
Baca Juga :
Nama SBY Disinggung-singgung dalam Sidang Ahok
Tidak hanya itu, ada anggapan bahwa program kerja KEIN nantinya hanya mengekor apa yang telah di dirancang oleh KEN. Dengan kata lain, tidak ada hal yang baru dalam KEIN yang bisa membuat ekonomi Indonesia lebih berkembang di masa depan.Â
Presiden Jokowi menegaskan, semua anggapan tersebut salah besar, meskipun akan merumuskan seluruh arah kebijakan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahannya. KEIN akan lebih difokuskan untuk pengembangan sektor industri.Â
"Pada hilirisasi yang memberikan back up pada pertumbuhan ekonomi, bedanya itu. Fokus ke industrialisasi, jadi heavy nya lebih ke industrinya," ujar Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu 20 Januari 2016.Â
Menurutnya dengan berkembang sektor industri dalam negeri, nilai tambah produk yang dihasilkan dapat ikut meningkat. Dengan demikian diharapkan adanya pergeseran komoditas ekspor Indonesia dari sumber daya alam ke produk yang bernilai tambah. Â
"Tidak lagi kita ekspor bahan baku, tidak lagi kita ekspor barang-barang yang tidak jadi atau setengah jadi. Targetnya memang industrialisasi," ungkapnya.Â
Setelah dilantik , KEIN langsung mengadakan rapat terbatas dengan Jokowi. Hasilnya, Presiden memberikan waktu kepada institusi tersebut untuk merumusakan rekomendasi kebijakan yang akan dilakukan pemerintah.Â
"Nanti akan bertemu dengan menko ekonomi, dengan menteri, kalau sudah final diberikan ke saya," tambahnya.Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Pada hilirisasi yang memberikan back up pada pertumbuhan ekonomi, bedanya itu. Fokus ke industrialisasi, jadi heavy nya lebih ke industrinya," ujar Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu 20 Januari 2016.Â