Internables, Tren Teknologi yang Bikin Manusia Seperti Robot
- Softpedia/Sky.com
VIVA.co.id - Ericsson mengumumkan 10 tren konsumer yang akan menjadi topik teratas pada 2016. Menariknya dari 10 tren tersebut, terdapat satu tren yang merupakan ‎istilah teknologi baru dan diperkirakan akan dimanfaatkan oleh manusia.
Tren tersebut yaitu internables. Menurut Ericsson, internables diprediksikan akan menggeser perangkat sandang (wearable) yang tahun sebelumnya telah berkembang. Sebab, perangkat teknologi yang melekat di tubuh manusia itu dinilai kurang memberikan data yang akurat, sehingga internables akan menggeser tren tersebut.
Disampaikan Vice President Marketing and Communications, Ericsson Indonesia, Hardyana Syintawati, wearable berkembang dari sisi bentuk tapi tidak untuk memberikan data informasi mengenai kesehatan manusia. Wearable ini meliputi gelang pintar, jam pintar, hingga kacamata pintar.
"Internables berfungsi layaknya wearable device dalam bentuk sensor yang ditanam di tubuh dan berfungsi sebagai pengontrol kesehatan hingga memperkuat organ tubuh," kata perempuan yang dipanggil Nana itu di Marche Restaurant, Senayan, Jakarta, kemarin.
Dalam memantau kesehatan, internables akan terkoneksi dengan smartphone salah satunya. Dalam riset Ericsson, orang-orang mempercayai sensor yang ditanam dalam tubuh itu, dapat memberikan nilai yang lebih daripada wearable.
"50 Persen pengguna smartphone mempercayai akan perangkat teknologi yang ditanam di tubuh untuk memberikan informasi akurat," ucapnya.
Nana melanjutkan, 8 dari 10 orang dari sampel riset ini mengaku tertarik untuk menggunakan teknologi itu. Mereka mengatakan internables diharapkan dapat‎ meningkatkan sensorik, misalnya penghilatan, pendengaran, hingga memori.
"Nantinya ada chip yang akan terhubung diimplan ke tubuh untuk membantu meningkatkan memori, pendengaran‎, bahkan bisa saja menterjemahkan bahasa," imbuh dia.
Diketahui, riset tersebut merupakan program dari Ericsson ConsumerLab yang mengambil sampel 1,1 miliar orang yang tersebar 24 negara, yang secara khusus terdapat perwakilan 46 juta pengguna smartphone urban di 10 kota-kota besar dalam riset ini.