Malang Makin Diminati, 7.000 Rumah Siap Dibangun

Ilustrasi pameran properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Kebutuhan rumah di sekitar Malang Raya, mencapai 12 ribu unit hingga akhir 2015. Diperkirakan tahun ini sekitar 7.000 unit dari kebutuhan tersebut, bisa dipenuhi oleh sejumlah pengembang yang ada di Malang Raya.

Pelonggaran Uang Muka Beli Properti Dinilai Setengah Hati

Iklim pertumbuhan properti di Malang, yang dipandang positif ikut mendukung banyaknya perumahan baru yang terbangun di sepanjang tahun ini.

Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) Malang, Makhrus Sholeh menjelaskan sebagian besar kebutuhan perumahan berada di wilayah Kabupaten Malang, sedangkan sebagian kecil ada di wilayah Kota Malang.
Metland Menteng Pasarkan Rumah Tipe Baru

"Wilayah yang nantinya menjadi fokus pembangunan antara lain di sekitar Buring dan Tlogomas. Selain rumah landed (tapak) ada juga pembangunan vertikal dalam bentuk rumah susun," kata Makhrus.
Pengembang Malaysia Garap Properti di Maja Rp11,29 Triliun

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Malang, Gianto menambahkan, backlog (kekurangan rumah) bisa diatasi dengan kebijakan dari pemerintah berupa program Sejuta Rumah.  

Ia mengaku optimistis, pada 2016, perumahan, khususnya subsidi akan jauh lebih cerah dari tahun lalu. Gianto yakin, pasar akan menyerap seluruh unit rumah yang disediakan pengembang.

“Beberapa stimulus dari pemerintah seperti kemudahan rumah tipe 36 dengan uang muka Rp1 Juta dan bunga lima persen akan mendongkrak serapan pasar,” katanya. Selain itu, pembangunan infrastruktur di 2016, juga akan menambah gairah pasar properti di Malang.  

Wali Kota Malang, Mochamad Anton menyebut sejumlah pembangunan infrastruktur di tahun ini akan berlangsung di wilayah Malang Timur, seperti rencana pembangunan lingkat timur dan lingkar barat, serta pembangunan jalan kembar Ki Ageng Gribig yang akan dimulai di 2016.

“Karena Malang, sudah dikenal sebagai kota macet. Artinya, dampak kemajuan ini juga harus diatasi, agar tidak meluas ke sektor lain,” kata Anton. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya