Serikat Pekerja Peruri Tuntut Direksi Mundur

Kapasitas Cetak Uang Logam
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id - Serikat Pekerja Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (SP Peruri) melakukan unjuk rasa di depan kantor pusat Perum Peruri, di jalan Palatehan, Jakarta Selatan. Beberapa tuntutan yang disampaikan, ditujukan kepada direksi‎ terutama untuk Direktur Utama Perum Peruri, Prasetio‎.

Ketua Umum SP Peruri, Tri Haryanto mengaku bahwa dia melihat ada ketidakberesan dalam pengelolaan perusahaan oleh perum Peruri. Hal inilah yang menjadi latar belakang diadakannya aksi demo ini.

"Sebenarnya, tuntutannya yang pertama adalah masalah pembuatan logo baru, biayanya sampai Rp3,5 Miliar dan itu tanpa persetujuan," ujar Tri Haryanto kepada VIVA.co.id, Selasa 19 Januari 2016‎.

Ia menuntutm agar direksi Perum Peruri mundur‎, lantaran pihaknya merasa dikecewakan, dan tidak mendapat hak sepenuhnya sebagai pekerja di lembaga pencetak rupiah tersebut.

"Kemudian, aset tinta mau dimonopoli sama asing. Mereka mau MoU (nota kesepahaman) seumur hidup dengan SICPA, sebuah perusahaan Swiss. ‎Lalu, seksi batanta (pembuatan tinta) ini mau dihapus," ucap dia.

Selain itu, ia menambahkan, ada tuntutan-tuntutan lainnya, seperti gaji karyawan yang tak sesuai upah minimum kabupaten. Serta, kasus lain yang membuatnya kecewa dengan direksi Perum Peruri.

Pengembangan Organisasi di Masa Pandemi: BRI Jalankan BRIVolution 2.0

Ia menyatakan, pihaknya juga akan melanjutkan unjuk rasa ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

‎"Lalu, anak perusahaan juga jadi rugi terus, ‎yaitu Peruri Digital Security. ‎Selain itu, saya juga kemarin sudah laporkan kejanggalan pengadaan mesin pencetak uang ke BPK. Sekarang, ‎rencana kita setelah ini selesai, jam 10, kita akan sampaikan ke Kementerian BUMN, untuk menuntut direksi," kata dia. (asp)