Defisit APBN 2016, Pemerintah Kejar Pajak dan Cari Utang

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA.co.id
- Pemerintah akan mendorong penerimaan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2016, untuk meminimalisasi defisit. 

Penerimaan negara dari sektor perpajakan, termasuk bea dan cukai pun masih akan menjadi andalan pemerintah.

“Meminimalisir defisit kan dua (cara), yaitu dengan mendorong penerimaan dan pengendalian belanja. Karena belanja itu relatif sudah ditetapkan, berarti fokus kami akan lebih kepada mengoptimalkan penerimaan. Karena harga minyak itu turun, makanya yang harus dioptimalkan adalah pajak dan cukai,” kata Menteri Keuangan, Bambang P.S. Brodjonegoro, seperti dikutip pada laman Kementerian Keuangan, Selasa, 19 Januari 2016.

Karena itu, Bambang meminta, jajaran Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk bekerja lebih keras dalam menggali potensi penerimaan yang lebih besar.
Tutup Pelebaran Defisit APBN, JK Utamakan Program Pinjaman

Dia menuturkan, jika pengampunan pajak (tax amnesty) berhasil dilaksanakan tahun ini dan besarnya basis pajak yang sebenarnya dapat diketahui, diharapkan defisit dalam APBN 2016 dapat lebih ditekan. 
Efisiensi, Penghematan Kementerian PUPR Rp8,4 Triliun

“Kalau pengampunan pajak bisa dilakukan tahun ini, maka tentunya ini akan sangat membantu upaya kita untuk mengurangi defisit,” tambahnya.
Realisasi Lifting Migas Triwulan Pertama Lampaui Target APBN

Sementara itu, terkait strategi pembiayaan defisit APBN 2016, pemerintah akan lebih mengandalkan sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri. 

Meskipun, tidak menutup kemungkinan pemerintah juga akan mengambil pembiayaan dari luar negeri dengan biaya murah. 

“Jadi itu strategi kita untuk jaga supaya meskipun kita defisit tapi kita punya strategi utang yang relatif berkelanjutan,” tuturnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya