WhatsApp Setop Biaya Langganan US$1/Tahun
- http://support.pandasecurity.com/
VIVA.co.id - Layanan messaging WhatsApp bersiap untuk memonetisasi layanan mereka. Rencana itu menyusul pertumbuhan jumlah pengguna messaging milik Facebook itu kian bertumbuh.
Per September tahun lalu, jumlah pengguna aktif bulanan WhatsApp sudah menembus 900 juta. Artinya tak lama lagi, pengguna aktif bulanan WhatsApp bisa menembus 1 miliar. Tentunya perkembangan ini menjadi ladang potensial bagi WhatsApp.
Dikutip Recode, Senin 18 Januari 2016, pendiri dan Chief Executive Officer (CEO) WhatsApp, Jan Koum mengungkapkan dalam beberapa pekan ke depan, perusahaannya akan mengakhiri biaya langganan US$1 (Rp12 ribuan) per tahun untuk pelanggan mereka. Hal itu disampaikan Koum langsung dalam sebuah forum di Munich, Jerman.
Koum mengakui biaya langganan US$1 per tahun merupakan kendala bagi beberapa pengguna untuk menggunakan WhatsApp.
"Bisnis ini (langganan US$1 per tahun) ini sebenarnya tidak berjalan dengan baik," kata Koum.
Biaya langganan US$1 per tahun memang diakui tak terlalu banyak, sementara kendala lain banyak pengguna yang tak memiliki kartu kredit.
Bos WhatsApp itu mengatakan sebagai ganti biaya langganan tersebut, Koum mengaku perusahaan sedang berusaha mengeksplorasi cara baru berkomunikasi dalam platform mereka. Sebagai langkah bisnis baru, kata Koum, perusahaan akan menerapkan model bisnis baru. Namun dia mengakui rencana detail soal bagaimana model bisnisnya masih bisa berubah.
Terkait perubahan model bisnis ini, Koum mengakui tak ingin mengorbankan komunikasi pelanggan.
"Kami tak ingin orang berpikir pada beberapa titik komunikasi mereka akan dipotong," kata dia.
Laman Venture Beat melaporkan, Koum mengatakan perusahaan akan mencari model bisnis baru dengan mulai menguji coba menghubungkan perusahaan dengan pengguna. Rencana ini, kata dia, belum pasti bergulir, namun dengan model bisnis baru ini perusahaan akan fokus untuk memonetisasi bisnis mereka dengan memanfaatkan WhatsApp, misalnya sebagai layanan pelanggan atau media transaksi dengan pelanggan perusahaan mitra.
Meski sedang mencari pola bisnis baru, WhatsApp menegaskan platform mereka tetap akan bersih dari sampah spam dan iklan yang tak diinginkan.
Dalam keterangan di blog perusahaan, WhatsApp menuliskan banyak yang khawatir begitu nantinya perusahaan mengumumkan mengakhiri biaya langganan US$1 per tahun. Ada yang khawatir, akan muncul iklan pihak ketiga.
"Jawabannya adalah tidak. Mulai tahun ini kami akan menguji tool yang memungkinkan anda memakai WhatsApp untuk berkomunikasi dengan bisnis dan organisasi yang anda inginkan," jelas WhatsApp.
Bentuk jelasnya, tulis WhatsApp, pengguna bisa berkomunikasi dengan bank, maskapai penerbangan soal penerbangan yang tertunda dan lainnya.
"Sementara kami menguji tool baru itu lebih mudah dengan WhatsApp, kami masih memberikan pengalaman tanpa iklan pihak ketiga dan spam," tulis WhatsApp.
Laman Recode menuliskan percobaan bisnis baru WhatsApp ini mirip dengan pola bisnis Messenger besutan Facebook. Dengan Messenger, Facebook menawarkan pengguna bisa terhubung dengan entitas bisnis dan membangun fitur lainnya, misalnya yang sudah ada yaitu fitur pembayaran yang bisa memudahkan pengguna terhubung layanan Uber.