16-1-1991: Perang Teluk Persia Pecah
Sabtu, 16 Januari 2016 - 07:25 WIB
Sumber :
- REUTERS
VIVA.co.id
- Hari ini, 25 tahun yang lalu, pada tengah malam di Irak, batas waktu PBB untuk penarikan Irak dari Kuwait berakhir. Irak memilih bertahan, dan Pentagon bersiap memulai operasi paksa mengeluarkan Irak dari pendudukan selama lima bulan di Kuwait yang kaya minyak itu.
Laman
History
melansir, pada pukul 04.30 waktu setempat tanggal 16 Januari 1991, pesawat tempur pertama diberangkatkan dari Arab Saudi dan AS. Sementara itu kapal induk Inggris di Teluk Persia juga melakukan tugasnya untuk memulai misi pengeboman atas Irak. Sepanjang malam, pesawat dari koalisi militer pimpinan AS mengintai target di sekitar Baghdad. Pada pukul 07.00, Operasi Badai Gurun secara resmi diumumkan di Gedung Putih.
Operasi itu dilakukan oleh Koalisi Internasional di bawah komando Jenderal AS, Norman Schwarzkopf dan pasukan gabungan dari 32 negara, termasuk Inggris, Mesir, Perancis, Arab Saudi, dan Kuwait. Selama enam minggu berikutnya, kekuatan sekutu itu terus terlibat dalam perang udara besar-besaran terhadap militer Irak dan infrastruktur sipil. Operasi mengalami sedikit hambatan dari angkatan udara dan pertahanan Irak.
Pasukan darat Irak tak berdaya selama perang, dan balasan Irak yang signifikan hanyalah peluncuran rudal SCUD terhadap serangan Israel dan Arab Saudi. Saddam Hussein berharap bahwa serangan rudal akan memprovokasi Israel untuk memasuki konflik, sehingga memberikan dukungan bagi Arab. Namun atas permintaan Amerika Serikat, Israel tetap memilih tak terlibat dalam perang tersebut.
Baca Juga :
Taktik Baru AS Bikin Ciut Nyali ISIS
Pertikaian Amerika dan Irak tak berhenti usai Perang Teluk. Tahun-tahun berikutnya Amerika terus bernafsu menaklukan Irak dan Saddam Hussein, pemimpin Irak. Pada 20 Maret 2003, perang kedua antara Irak dan koalisi AS dimulai. Kali ini AS bertujuan menyingkirkan kekuasaan Sadam Hussein, mencari dan menghancurkan senjata api dari negara tersebut. Saddam Hussein tertangkap militer AS pada 13 Desember 2013 dan tidak ada senjata api yang ditemukan.
Meskipun Presiden AS George W. Bush menyatakan mengakhiri operasi tempur besar di Irak pada tanggal 1 Mei 2003, pemberontakan terus berjalan sehingga menghasilkan ribuan koalisi militer, pemberontakan dan kematian warga sipil.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pertikaian Amerika dan Irak tak berhenti usai Perang Teluk. Tahun-tahun berikutnya Amerika terus bernafsu menaklukan Irak dan Saddam Hussein, pemimpin Irak. Pada 20 Maret 2003, perang kedua antara Irak dan koalisi AS dimulai. Kali ini AS bertujuan menyingkirkan kekuasaan Sadam Hussein, mencari dan menghancurkan senjata api dari negara tersebut. Saddam Hussein tertangkap militer AS pada 13 Desember 2013 dan tidak ada senjata api yang ditemukan.