China Masih Jadi Negara Tujuan Utama Impor RI

Pinjaman China
Sumber :
  • ANTARA/Rini Utami
VIVA.co.id
- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil kinerja impor Indonesia pada Desember 2015 naik 5,23 persen menjadi US$12,12 miliar dibandingkan November 2015.

Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, peningkatan kinerja impor domestik pada Desember, disebabkan kebutuhan barang modal yang melonjak, sejalan dengan rencana pemerintah dalam membangun infrastruktur. 

Selain itu, produksi migas domestik juga terkikis. Alhasil, impor migas juga melonjak.

"Impor naik, terutama karena keperluan barang modal. Ini harus tetap jalan terus secara multiyears. Impor migas juga naik, karena produksi migas kita yang tidak banyak. Tapi tetap, kita butuh itu untuk mendorong perekonomian," ujar Suryamin, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 15 Januari 2016.
Neraca Perdagangan Februari Surplus

Berdasarkan laporan BPS, kinerja impor pada Desember 2015 memang lebih tinggi dibandingkan November 2015. Impor migas merangkak naik menjadi 9,61 persen dari US$1,64 miliar menjadi US$1,80 miliar. 
Nilai Perdagangan RI-Australia Melorot

Sedangkan non migas naik 4,5 persen dari US$9,88 miliar menjadi US$10,32 miliar. 
Peran Lembaga Surveyor Ekspor-Impor Harus Ditingkatkan

"Peningkatan impor non migas terbesar pada Desember, adalah golongan mesin dan peralatan mekanik. Sedangkan penurunan terbesar, adalah golongan perhiasan/permata," kata dia.

Selama periode Januari hingga Desember 2015, Tiongkok berada di urutan pertama yang tercatat sebagai salah satu negara tujuan utama impor Indonesia, yakni sebesar US$29,22 miliar dengan pangsa pasar 24,73 persen. 

Posisi kedua, ditempati oleh Jepang dengan nilai US$13,23 miliar, atau 11,2 persen. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya