RI Kalah dari Filipina Dalam Pemanfaatan Geothermal
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Pemanfaatan teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal) di Indonesia selama ini masih kalah dibanding dengan negara tetangga, Filipina. Padahal, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dengan berjejernya gunung-gunung api yang ada di Indonesia.
Demikian menurut Ketua Umum Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), Alfi Rusin. Pemanfaatan energi berbasis panas bumi di RI, lanjut Alfi, belum didukung sepenuhnya oleh pemerintah. Ia membandingkan dengan negara tetangga, di mana semua usaha yang berkaitan dengan geothermal tidak dikenakan pajak.
"Misalnya kayak di Filipina, semua pajak yang berhubungan dengan Geothermal gratis, makanya Geothermal di Filipina majunya minta ampun, padahal gunung apinya berbaris-baris di sini (Indonesia) tapi malah di sana (Filipina) yang maju," ujar Alfi di Jakarta, Rabu 13 Januari 2016.
Ia menjelaskan bahwa Geothermal adalah energi baru terbarukan (EBT) yang tidak akan pernah habis jika dimanfaatkan. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengembangkan energi ini sebagai opsi untuk mengembangkan ketahanan energi.
"Energi Geothermal itu kan, sampai bumi berputar pun tidak habis-habis," kata dia.
Ia mencontohkan sewaktu dirinya pergi ke daerah Garut, tepatnya di Kamojang pada tahun 1984 produksi energi Geothermal tidak pernah berubah-ubah produksinya.
"Sampai sekarang, produksinya kayak di garis lurus tidak turun-turun, itu maksudnya, sampai dunia berputar-putar pun tidak akan habis, nah harusnya itu yang perlu dikembangkan, Malah kemarin ironis lagi ribut-ribut antara PGE (Pertamina Geothermal Energy) dan PLN (Perusahaan Listrik Negara)," tutur dia. (ren)