Erupsi Bromo, Petani Apel Terancam Merugi
Selasa, 12 Januari 2016 - 10:11 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Dyah Pitaloka
VIVA.co.id
- Petani apel di Kecamatan Poncokusumo, merasakan hujan abu dari erupsi Bromo beberapa pekan terakhir, sejak gunung tersebut berstatus siaga pada 4 Desember 2015 lalu.
Meskipun hujan abu tidak datang setiap hari, tetapi petani khawatir abu yang turun pada awal tahun berimbas buruk pada hasil panen apel berikutnya.
Bunga apel yang sedang mekar di awal Januari 2016, berpotensi rontok dan rusak jika terguyur hujan abu.
Ahmad Nurhadi, salah satu petani apel warga Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, mengatakan produksi apel saat ini tidak bermasalah dengan erupsi Bromo.
Sebab, ketika erupsi terjadi, apel sedang memasuki masa panen. "Saat ini, sudah masuk masa panen. Jadi, abu yang turun tidak berdampak pada panen apel kami,” kata Nurhadi, Selasa 12 Januari 2016.
Namun, dampak setelah masa panen dikhawatirkan berpengaruh pada hasil panen berikutnya. Bunga yang sedang mekar berpotensi terganggu pertumbuhannya bila tertutup abu Bromo.
Petani apel pun melakukan sejumlah antisipasi, di antaranya dengan melakukan penyemprotan dengan intensitas lebih banyak dibanding pada kondisi normal.
"Siram dan semprotnya harus diperbanyak dari hari biasa," katanya.
Nurhadi memaparkan, jika hujan abu vulkanik turun pada sore hari, pada esok paginya tanaman harus disemprot, agar abu vulkanik dapat dibersihkan dari pohon apel.
Jika intensitas hujan abu vulkanik tinggi, petani harus melakukan penyiraman air dua kali lipat lebih banyak.
Tugas petani akan lebih ringan jika hujan turun dan dengan sendirinya membersihkan abu yang menutup tanaman apel, baik pada daun dan bunganya.
Namun, upaya perawatan tersebut, diakui Nurhadi, berfungsi untuk mengurangi dampak kerugian yang akan dirasakan petani apel Poncokusumo berikutnya.
Sebab, erupsi abu Bromo pada tanaman Apel diprediksi akan tetap berdampak pada penurunan produksi apel akibat bunga apel yang mulai tumbuh, terancam rusak dan tidak bisa berkembang.
"Kerusakan akibat abu vulkanik pada perkembangan buah apel kurang dari 20 persen,” ujarnya.
Hal serupa juga dialami oleh petani sayuran asal Desa Karangnongko, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Ahmad KS.
“Abu membuat tunas tanaman menjadi kering, sehingga dengan keringnya tunas pada tanaman, maka secara otomatis tanaman tidak bisa berkembang dan bisa mati,” katanya.
Wilayah Kabupaten Malang bagian timur saat ini menjadi daerah penopang pertanian, antara lain di Kecamatan Poncokusumo, Kecamatan, Pakis, Jabung, dan Tumpang.
Petani sayur di wilayah itu disebutnya banyak menanam sayuran dengan jenis daun lunak, seperti tanaman kentang, bawang daun, apel, tomat, dan cabai. (asp)
Bromo Erupsi, Bandara Abdulrachman Saleh Ditutup
Empat penerbangan dialihkan ke Juanda.
VIVA.co.id
10 April 2016
Baca Juga :