Elpiji Tabung Melon Langka di Pasar, Apa Penyebabnya?
Senin, 11 Januari 2016 - 17:43 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang
VIVA.co.id
- Elpiji subsidi tabung hijau ukuran 3 kilogram (Kg) beberapa waktu ini sulit didapatkan. Seperti di Depok, Jawa Barat misalnya, seorang pengecer elpiji, Kamel mengaku kesulitan mendapatkan elpiji subsidi tersebut sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga :
ESDM Pastikan Tak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg
Baca Juga :
Nasib Harga BBM Diputuskan Malam Ini
"Dari akhir tahun sampai sekarang, elpiji 3 kg susah (didapat)," kata Kamel ketika dihubungi VIVA.co.id, Senin 11 Januari 2016.
Dia mengaku pihaknya sempat mencari-cari elpiji 3 kg ke beberapa agen elpiji di daerah Depok. Namun, dia mengaku tidak menemukan persediaan sedikit pun.Â
"Alasan mereka, stoknya belum datang dan belum dikirim. Tapi, kalau di berita, ada pengurangan stok," kata dia.
Meskipun mengalami kelangkaan, Kamel menjamin tidak menaikkan harga elpiji melon yang dijualnya. Harga yang dibanderol ke konsumen tetap senilai Rp19 ribu per tabung.
"Kami menjaga pelanggan. Soalnya, elpiji itu kebutuhan pelanggan," kata dia.
Baca juga:
Dia juga mengatakan sempat kehabisan stok elpiji biru. "Yang elpiji 12 kg sempat kehabisan stok dari kemarin. Stoknya baru datang hari ini," kata Kamel.
Uji coba distribusi tertutup
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ‎I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja, mengungkapkan pemerintah berencana  akan memberlakukan distribusi elpiji subsidi secara tertutup. Namun, mekanismenya masih dimatangkan.Â
"Masih dibahas. Rencananya tahun ini pilot project-nya. Soalnya tahun kemarin ditunda karena ada pilkada serentak,"‎ kata dia kepada VIVA.co.id.
Ia menyampaikan bahwa di beberapa tempat ‎seperti di Tarakan, Kalimantan Timur, akan dijadikan sebagai daerah uji coba distribusi elpiji tertutup. Rencananya, pemerintah akan memberlakukan sistem ini pada kuartal I 2016. Mekanisme penyalurannya dipertimbangkan menggunakan kartu atau beberapa alat lainnya, saat ini tengah dimatangkan.
"Di beberapa tempat. Rencananya masih dimatangkan supaya tidak ada gejolak.‎ Mekanismenya sedang dimatangkan‎," kata Wiratmaja. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Alasan mereka, stoknya belum datang dan belum dikirim. Tapi, kalau di berita, ada pengurangan stok," kata dia.