Riset: Anak Muda Dorong Maraknya Jamuan Makan Resmi

Fine dining
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
Intip Momen Bahagia Eva Celia
- MasterCard dalam risetnya mengungkapkan bahwa satu dari tiga orang millenial (berusia 18-29 tahun) di Asia Pasifik, melakukan jamuan makan resmi (fine dining
Gara-gara Jamuan Makan Malam, Pria Diputuskan Pacar
) setidaknya satu kali dalam sebulan, lebih sering dibandingkan dengan mereka yang berusia 30 tahun ke atas.  
 
Media Online kini Paling Diandalkan, Ungkap Survei
Dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Senin, 11 Januari 2016, mereka yang paling sering menikmati fine dining di Asia Pasifik adalah generasi millenial dari China, dengan rata-rata mengunjungi restoran yang mahal dua atau tiga kali dalam sebulan. 

Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata generasi millenial di seluruh kawasan Asia Pasifik dan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.

Terkait tempat jamuan makan resmi, riset itu mengungkapkan, konsumen di Asia Pasifik masih mengandalkan pesan dari mulut ke mulut (word of mouth) serta rekomendasi dari teman dan keluarga (50 persen). 

Hal ini berlaku bagi sebagian besar konsumen, terlepas dari kelompok usia, bahkan kaum millenial lebih mempercayai saran melalui word of mouth (52 persen) dibandingkan dengan ulasan online (38 persen).
 
Hal tersebut, bertolak belakang dengan fakta bahwa lebih dari sepertiga millenial (36 persen) menulis komentar dan ulasan mengenai pengalaman kuliner mereka secara online. 

Hal tersebut berlaku bagi kaum millenial di China (61 persen) dan di Thailand (52 persen), di mana lebih dari setengah generasi muda menuliskan ulasan secara rutin setelah mengunjungi restaurant.
 
Selain kaum millenial, masyarakat di Thailand (39 persen) dan di China (30 persen) juga senang mengeluarkan uang lebih untuk menikmati jamuan makan di restaurant dalam kurun waktu enam bulan mendatang di mana satu dari tiga orang diantara mereka berencana untuk makan di tempat yang lebih mahal.
 
Namun, saat konsumen menikmati fine dining, mereka tetap memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Terdapat 64 persen konsumen di Asia Pasifik yang secara rutin mengecek diskon atau penawaran makan malam dari situs-situs kupon, aplikasi-aplikasi mobile atau promosi kartu kredit. 

Terdapat 68 persen kaum millenial yang secara rutin mencari informasi penawaran sebelum memilih tempat makan.

Eric Schneider, Region Head, Asia Pasifik, MasterCard Advisors, mengatakan Asia selalu menjadi kawasan dengan budaya kuliner yang kuat, sehingga tidak mengejutkan jika kaum millenial yang tergolong mampu adalah ‘foodies,’ dengan banyaknya orang yang berbagi pengalaman mereka di media sosial dan menuliskan ulasan secara online. 

Sementara, ungkapnya, hasil survei itu menunjukkan bahwa sebagian masyarakat telah bergeser dari pusat jajanan dan lebih memilih restoran.

Menurutnya, generasi muda masih memperhitungkan biaya yang dikeluarkan, sehingga mereka melakukan pendekatan yang praktis dan cerdas dengan cara mencari potongan harga serta berbagai penawaran menarik lainnya.

"Anak muda juga masih mengandalkan rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth), dibandingkan dengan ulasan online mengenai tempat makan. Dengan kondisi perekonomian Asia yang terus bertumbuh, serta teknologi dan media sosial merevolusi pengalaman kuliner, orang-orang akan semakin membutuhkan pengalaman kuliner yang berkualitas,” kata Schneider.
Menu sate Padang di Sate Nasional, Medan.

Makan Malam di Sate Nasional

Ada sate kacang atau mi rebus sebagai pilihan tambahan.

img_title
VIVA.co.id
31 Maret 2016