Menteri Susi Berkomitmen Tingkatkan Investasi Kelautan
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Susi Pudjiastuti, mengatakan bahwa pihaknya tengah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk menjaring investasi di sektor kelautan dan perikanan.
Hal ini sesuai dengan prinsip Nawacita keenam yaitu Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Nawacita keempat yaitu pemberantasan penangkapan ikan ilegal (IUU), serta Nawacita Ketujuh yaitu Kedaulatan Pangan dan Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan.Susi mengatakan implementasi ketiga Nawacita tersebut sesuai dengan visi-misi kementerian untuk memberantas IUU, kemandirian pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan, serta kesejahteraan sekaligus pemberdayaan, daya saing dengan keberlanjutan usaha.
"Untuk mewujudkan visi misi tersebut, kami membutuhkan keselarasan dan kerja sama dengan negara lain," ujar Susi dalam acara Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2016, di Kantor KKP, Jakarta, Senin, 11 Januari 2016.
‎Ia menyampaikan bahwa Kementeriannya mendapatkan alokasi anggaran Rp13,8 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 untuk memaksimalkan sumber daya di sektor kelautan dan perikanan.
"Anggaran itu digunakan untuk memaksimalkan ketersebaran sumber daya sektor kelautan dan perikanan lebih baik, terutama dalam mengoptimalkan pengelolaan rantai pasok," kata Susi.
Susi berkomitmen memperbaiki konektivitas antarpulau melalui pesawat te‎rbang, kapal, galangan kapal, industri pengolahan perikanan dan ice flake machine di Indonesia. ‎
Sebanyak 27 persen dari alokasi anggaran atau sebesar Rp3,7 triliun untuk perbaikan konektivitas antarpulau tersebut. Anggaran itu akan dipergunakan untuk membiayai pembuatan pesawat patroli, kapal, mesin kapal penangkap ikan, ice flake machine dan peralatan industri pengolahan ikan.
Untuk diketahui, Acara Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2016 dihadiri oleh Duta Besar Norwegia, Perwakilan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Duta Besar Kerajaan Inggris, Duta Besar Rusia, Perwakilan Duta Besar Australia, Ceko Prancis, Jerman, Jepang, Swiss, Swedia dan Amerika, serta pelaku usaha bidang pembuatan pesawat, kapal, mesin kapal, ice flake mechine, dan peralatan mesin industri perikanan baik dalam, maupun luar negeri. (one)