Faktor Ini Bikin IHSG Diprediksi Bertahan
Senin, 11 Januari 2016 - 07:33 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Perdagangan awal pekan hari ini, perjalanan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan tetap bertahan di atas 4.500 dalam upaya melanjutkan tren kenaikan menuju target batas atas psikologis di kisaran 4.600-4.700.
Baca Juga :
IHSG Diproyeksi Naik, Ini Pendorongnya
Menurut analis PT HD Capital Tbk Yuganur Wijanarko menyebut, faktor makroekonomi dari dalam negeri akan mendukung aksi perburuan keuntungan di bursa saham domestik.
"Kami melihat pelaku pasar mulai melihat bahwa stabilisasi makro domestik, reformasi regulasi, perbaikan bisnis dan consumer confidence menunjuk pada perbaikan outlook pertumbuhan laba emiten di 2016," ujarnya, Senin, 11 Januari 2016.
Yuganur juga menyebut, beberapa pakar ekonomi melihat bahwa potensi membaiknya nilai transaksi berjalan dan inflasi dapat memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih fleksibel dengan skenario memicu pertumbuhan ekonomi.
Sehingga, Yuganur optimistis kebijakan moneter tersebut dapat menahan rupiah untuk kembali ke zona hijaunya hingga ke level ke Rp15.000 per dolar AS.
"Menurut pandangan kami, skenario range rupiah untuk tiga hingga enam bulan sekitar Rp13.400-Rp14.000 yang masih sesuai ekspektasi APBN 2016," ujarnya.
Lebih jauh, Yuganur mengungkap, sektor infrastruktur masih akan dilirik para pelaku pasar, karena harga minyak mentah dunia yang masih di bawah US$50 per barel akan memberikan ruang bagi pemerintah untuk memberi anggaran lebih ke proyek infrastruktur.
"Sehingga, katalis pemanis sentimen tersebut dapat memicu saham konstruksi BUMN untuk mengalami perbaikan tren secara jangka pendek dan menengah," kata Yuganur.
Selain itu, lanjut dia, kenaikan tingkat kepercayaan konsumen selama dua bulan terakhir dengan inflasi yang sesuai ekspektasi membuat beberapa saham konsumer menarik untuk diakumulasi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Yuganur juga menyebut, beberapa pakar ekonomi melihat bahwa potensi membaiknya nilai transaksi berjalan dan inflasi dapat memberi ruang bagi kebijakan moneter yang lebih fleksibel dengan skenario memicu pertumbuhan ekonomi.