VIDEO: Drone Raksasa China Ini Jadi 'Taksi Terbang'
- www.dailymail.co.uk
VIVA.co.id - 'Demam' drone juga muncul di panggung Consumer Electronics Show (CES) 2016 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Pembuat drone asal Tiongkok, memamerkan drone dengan tampilan berbeda. Jika umumnya drone memiliki bentuk yang kecil, alias mini, tetapi perusahaan pembuat drone EHang menciptakan drone raksasa yang dinamai EHang 184.
Dikutip dari Daily Mail, Kamis 7 Januari 2016, drone raksasa itu disebut sebagai 'taksi' drone tanpa sopir, sebab bagian tengah drone itu terdapat satu kursi. Dengan desain tersebut, drone ini bisa mengangkut satu orang dengan terbang ke sebuah tempat tertentu.
Bahkan, pengalaman dan kenyamanan drone ini diklaim lebih bagus dibanding 'jet darat'.
"Anda tahu bagaimana rasanya duduk di Ferrari? Ini, 10 kali lebih bagus," kata salah satu pendiri EHang, George Yan.
Perusahaan mengatakan, drone 184 ini punya kemampuan otonom, sehingga penumpang harus memasukkan sendiri tujuan lokasi mereka melalui aplikasi ponsel pintar EHang 184.
Selanjutnya, penumpang masuk dan duduk dan membiarkan drone mencapai tujuan yang telah diminta penumpang tersebut. Drone itu tanpa dilengkapi dengan kendali jarak jauh. Bagian kokpit kosong.
Yan mengatakan, drone raksasa ini telah dikalkulasi sedemikian rupa, sehingga dijamin tidak akan menabrak objek lain, atau drone lainnya.
"Dalam drone itu, kami membangun layanan back up yang sangat canggih. Jadi, jika sistem lainnya gagal, kemudian sistem lainnya akan mengambil alih," ujar Yan.
Dalam kondisi darurat, penumpang drone ini memilih untuk menghentikan penerbangan dan dengan mudah bisa mengambang di udara.
Drone EHang 184 ini hadir dengan satu kursi penumpang, delapan propelan dan empat lengan, atau baling-baling. Saat drone itu tak dipakai, drone dapat dilipat dan disimpan dengan cara yang lebih mudah.
Perusahaan mengatakan, drone ini dirancang untuk kebutuhan perjalanan dengan jarak menengah, misalnya sekitar 10 mil saja dan akan terbang dengan kecepatan 60 mil per jam. Untuk melaju, drone ini lepas landas dan mendarat dengan mode vertikal.
Guna mendukung layanan penerbangan itu, EHang juga membangun command center yang berpraktik layaknya pengendali lalu lintas udara (ATC) di bandara. Command center ini bertujuan memastikan misi berjalan aman, misalnya akan memantau EHang 184 di udara setiap hari dan perusahaan berencana mengintegrasikan dengan operasi ATC yang sudah ada.
Perusahaan mengatakan, command center misalnya memastikan drone tidak lepas landas dalam kondisi cuaca ekstrim.
Perusahaan sejauh ini belum merilis kapan peluncuran produk drone unik tersebut. EHang hanya mengatakan bakal mengomersilkan drone ini dalam beberapa bulan ke depan. Peluncuran pertama akan dilakukan di China, termasuk peluncuran command center dengan dukungan 300 karyawan.
Perusahaan juga sedang mengupayakan bisa segera mungkin mendapatkan sertifikasi dari Badan Penerbangan Federal AS (FAA). Soal harga, kabarnya drone ini ditawarkan kisaran US$200-300 ribu, atau Rp2,7-4,2 miliar.
(asp)