Pertamina Bantah Harga Listrik PLTP Kamojang Kemahalan
Kamis, 7 Januari 2016 - 00:04 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- PT Pertamina membantah tarif listrik yang ditawarkan dari pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang Unit 1, 2, dan 3 kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), terlalu mahal.
Perusahaan pelat merah ini mengklaim, tidak pernah menaikkan harga listrik panas buminya. Bahkan, Pertamina menyebutkan PLN yang meminta harga listrik PLTP tersebut diturunkan.
"Kemahalan itu tidak benar," kata Vice President Communication Corporate Pertamina, Wianda Pusponegoro, ketika dihubungi VIVA.co.id, di Jakarta, Rabu malam, 6 Januari 2016.
Wianda mengatakan, bahwa harga keekomonian PLTP Kamojang sebenarnya berada di atas 8 sen dolar Amerika Serikat per kWh.
Baca Juga :
Hati-hati Ada Pertamax Diduga Palsu di Medan
Namun, harga jual listrik yang disepakati kedua belah pihak dari tahun 2012 hingga 2015 sebesar 6,3 sen dolar AS per kWh.
"Kami sama sekali tidak meminta kenaikan harga. PLN meminta harganya diturunkan lagi," kata dia.
Wianda mengatakan, bahwa PLN meminta agar harganya bisa ditekan hingga 3 sen dolar per kWh. Pertamina pun menyayangkan permintaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) listrik ini tentang harga listrik di bawah harga keekonomiannya.
Sebab, perawatan sumur panas bumi dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) memerlukan biaya.
"Kalau ditekan, bagaimana bisa mencapai target bauran energi 23 persen? Itu yang kami merasa tidak ada dorongan untuk mengembangkan EBT secara nasional. Padahal, harga sudah disepakati, namun demikian mereka meminta harga. Kami heran," kata dia.
Wianda mengklaim, BUMN energi ini paling berkomitmen mengembangkan EBT dengan mengembangkan sebelas proyek panas bumi yang investasinya mencapai US$2,5 miliar.
"Kami yang paling berkomitmen bagaimana mitra usaha mendapatkan pasokan energi alternatif," kata dia.
Wianda mengatakan, bahwa agak sulit pengembangan EBT terus didorong apabila tidak ada tindak lanjut tentang kesepakatan harga.
"Kalau dari pasokan EBT, jangan ragukan kami. Kami bisa pasok berapa pun uap panas bumi yang dibutuhkan PLN. Kami mau merundingkan harganya dengan baik. Kami mau mengajak PLN bersama-sama berunding, agar bisa bersama mengembangkan EBT," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sebab, perawatan sumur panas bumi dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) memerlukan biaya.