Fahri Hamzah Kecam Pemecatan Ketua BEM UNJ
- ANTARA/Dhoni Setiawan
VIVA.co.id – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengecam Rektor UNJ yang memecat mahasiswanya. Justru, rektor harus bangga punya mahasiswa yang kritis, karena itu pertanda nurani bangsa masih hidup.
"Menyesallah Pak Rektor karena Anda tidak pernah menjadi demonstran seperti mahasiswa yang anda pecat. Menyesallah Pak Rektor karena anda bercokol lebih sebagai pejabat dari pada penjaga kebebasan akademis", ujarnya, Rabu 6 Januari 2016.
Pimpinan DPR Kordinator KESRA ini menegaskan, dunia akademik harus dibebaskan dari tekanan apapun selain ilmu pengetahuan. Sehingga dalam kampus, tempat kebebasan berpikir kita semai, tidak boleh ada simbol kekuasaan.
"Terima kasih Pak Rektor, Anda mengingatkan mereka ketika politik atau kekuasaan telah bersenyawa dengan para ilmuan. Ketika kebenaran telah dirampas dari ilmu pengetahuan. Dan ketika semua menjadi kelam, karena kebenaran tenggelam bersama dominasi kekuasaan" jelasnya.
Mungkin ini, kata Fahri, pertanda yang berulang dalam setiap perubahan besar. Bahwa kebenaran mesti diperjuangkan oleh keberanian dan ketika semua telah menjadi mapan, kita hanya punya satu pilihan yaitu hidup bersama dengan orang-orang yang dalam hatinya penuh keberanian.
Dalam sejarah Indonesia,lanjutnya, inilah yang muncul dalam setiap reformasi dan kemerdekaan. Dan keberanian itu telah muncul bersama pemuda dan mahasiswa. Sumpah Pemuda 1928 adalah sumpah keberanian. Proklamasi 1945 diwarnai penculikan dan reformasi 1998 adalah demonstrasi keberanian.
Saat ditanyakan mengenai alasan Rektor yang memecat mahasiswa tersebut berdasarkan UU ITE dan provokasi massa, Fahri mengatakan bahwa rektor tidak bisa mengambil tindakan pemecatan sebab mahasiswa bukan pegawai rektor dan dalam melakukan kritik atas kampus mahasiswa leluasa. “Kepala negara saja boleh dikritik apalagi rektor," ujar dia. (www.dpr.go.id)