Harga Gabah dan Beras Naik, Ini Tanggapan Pemerintah
- Dokumentasi Kementerian Pertanian.
VIVA.co.id - Harga gabah dan beras mengalami kenaikkan sekitar Rp1.000 sejak Desember 2015. Menteri Pertanian Amran Sulaiman, mengklaim kenaikkan harga gabah dan beras menguntungkan petani.
Amran mengatakan, pihaknya memang mengharapkan harga gabah dan beras naik hingga Rp1.000 per kilogram.
"(Kenaikan) Rp1.000 dikali dengan 70 juta ton GKG (gabah kering giling), dapatnya Rp70 triliun. Ini Rp70 triliun, berarti dinikmati petani kita," kata dia di Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu 6 Januari 2016.
Kenaikkan harga beras dan gabah ini juga disebabkan oleh mundurnya hari panen raya padi. Amran memprediksi, panen raya mundur satu bulan.
"Panen memang sedikit agak mundur. Tapi ada hikmahnya, kalau sekaligus panen, harganya bisa jatuh jauh," kata Amran.
Sekadar informasi, El Nino yang terjadi pada 2015 membuat musim tanam padi mundur. Biasanya, musim tanam padi terjadi pada Oktober-Maret. Tetapi, serangan El Nino membuat musim tanam padi mundur satu bulan.
Karena itu, panen raya yang biasa terjadi pada Maret-April diprediksi baru dimulai pada bulan April 2016.
Lalu, bagaimana dengan stok beras? Amran menjamin pasokan beras masih aman. "Ada stok sebanyak 1,2 juta di Perum Bulog," kata dia.
Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik merilis bahwa harga gabah dan beras naik pada Desember 2015. Dilansir dari data BPS, dibandingkan November 2015, harga gabah kering di tingkat petani (GKP) pada Desember 2015, naik 0,93 persen menjadi Rp5.117,64 per kg. Harga gabah kering di tingkat penggilingan (GKG) naik 0,98 persen menjadi Rp5.201,8 per kg.
Sementara itu, pada Desember 2015, rata-rata harga beras premium di tingkat penggilingan naik 1,04 persen menjadi Rp9.663,57 per kg dibandingkan November 2015. Harga beras medium di tingkat penggilingan naik 1,93 persen menjadi Rp9.450,66 per kg, dan beras berkualitas rendah naik 1,09 persen menjadi Rp9.203,28 per kg. (asp)