Harga BBM dan Elpiji Turun Daya Saing RI Harus Kuat
Selasa, 5 Januari 2016 - 15:03 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Menteri Perindustrian Saleh Husin, menyambut positif penurunan harga BBM dan elpiji. Menurutnya penurunan tersebut harus mampu meningkatkan daya saing industri.
Baca Juga :
Sering Gonta-ganti Bensin, Bahaya Tidak?
"Memang harus diturunkan (biaya) energi untuk gas dan BBM, supaya daya saing kita semakin kuat," kata Saleh di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa 5 Januari 2016.
Dia mengatakan, penurunan harga energi diperlukan, agar daya saing industri bisa meningkat. Saleh mengaku belum menghitung seberapa besar penurunan harga BBM dan elpiji terhadap biaya operasional industri.
Baca Juga :
Harga Resmi Pertamax Turbo, BBM dengan RON 98
"Kami meminta energi jangan jadi komoditas, tetapi bagian dari pertumbuhan industri," ujarnya.
Hari ini, harga BBM dan elpiji kompak turun. Semua jenis BBM, baik subsidi maupun non subsidi harga turun sekitar Rp250-Rp1.050 per liter.
Jenis Premium untuk Jawa-Madura-Bali (Jamali) turun sebesar Rp350 per liter dari Rp7.400 per liter menjadi Rp7.050 per liter dan solar bersubsidi yang turun sebesar Rp1.050 per liter dari Rp6.700 per liter menjadi Rp5.650 per liter.
Kemudian, harga elpiji 12 kg dan elpiji 5,5 kg juga turun harga. Harga elpiji biru turun Rp5.600 per tabung dari Rp134.600 per tabung menjadi Rp129 ribu per tabung, sedangkan harga elpiji pink turun sebesar Rp4.500 per tabung dari Rp62 ribu per tabung menjadi Rp57.500 per tabung.
Selain itu, Saleh mengatakan penurunan harga energi ini juga harus diimbangi dengan penurunan harga barang yang diproduksi industri. Pelaku industri diminta untuk tidak mengambil untung yang besar dari produksi.
"Ini yang harusnya harga turun, cost jadi lebih murah dan harga barangnya ikut bisa turun. Ya, harusnya bisa mengikuti. Jangan untungnya terlalu besarlah," kata dia. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Jenis Premium untuk Jawa-Madura-Bali (Jamali) turun sebesar Rp350 per liter dari Rp7.400 per liter menjadi Rp7.050 per liter dan solar bersubsidi yang turun sebesar Rp1.050 per liter dari Rp6.700 per liter menjadi Rp5.650 per liter.