5-1-1976: Pemimpin Khmer Merah Pol Pot Ganti Nama Negara

Kamboja
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lesthia Kertopati

VIVA.co.id - Pada hari ini, 5 Januari 1976, pemimpin Khmer Merah Pol Pot mengumumkan konstitusi baru, yakni mengubah nama dari Kamboja ke Kampuchea. Polpot juga  melegalisasi pemerintahan komunis.

Selang tiga tahun kemudian, rezim brutal itu mengirim bangsa mereka kembali ke 'Abad Pertengahan' dan bertanggung jawab atas kematian sekitar dua juta warga Kamboja.

Dilansir dari laman History, Pol Pot lahir pada tahun 1925 dari keluarga dengan latar belakang yang baik. Ia kemudian terlibat dalam gerakan komunis saat  belajar di Paris. Setelah kembali ke Kamboja, ia bergabung dengan partai komunis. Tahun  1960-an, ia tinggal di daerah terpencil dan mulai mengumpulkan pendukungnya.

Penguasa Kamboja, Pangeran Norodom Sihanouk, digulingkan dalam kudeta pro-Amerika pada tahun 1970, juga oleh Khmer Merah dengan bantuan  dari Komunis Vietnam. Ia kemudian mengobarkan perang sipil terhadap pemerintahan Lon Nol.

Pada April 1975, gerilyawan Pol Pot merebut kekuasaan di ibu kota Kamboja, Phnom Pehn. Selama bertahun-tahun mereka terlibat dalam konflik dan peperangan.

Korban Khmer Merah Usir Pemain Pokemon Go dari Museum

Awalnya, kehadiran Khmer Merah dianggap sebagai pembebas yang akan membawa revolusi sosial, dengan janji Pol Pot yang ingin membangun sebuah negara agraria berbasis petani. Tetapi harapan itu akhirnya  menjadi mimpi buruk bagi jutaan warga Kamboja. Pemerintahan Pol Pot menjadi pemerintahan yang penuh teror dan genosida.

Warga Kamboja dipaksa bekerja untuk pemerintah, siapapun yang berpendidikan atau memiliki kekayaan harta akan dibunuh. Semua sekolah, rumah sakit, surat kabar, agama hingga kebudayaan dihapuskan. Puluhan ribu warga Kamboja meninggal karena kelaparan sementara banyak orang lain menyerah pada penyakit dan kerja paksa atau dibunuh.

Bulan Desember tahun 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pol Pot lari ke Thailand dan menghabiskan hampir dua dekade bersembunyi di hutan dan di Kamboja utara. Ia dilindungi oleh gerilyawan dan militer Thailand. Pada tahun 1997, Pol Pot ditangkap oleh anggota partainya sendiri atas tuduhan pengkhianatan. Dia meninggal karena sakit pada 15 April 1998, tanpa diadili atas kejahatannya.