Erupsi Bromo, Ratusan Hektare Lahan Kentang Rusak
VIVA.co.id - Petani kentang dan kubis di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo bersiap untuk merugi akibat hujan abu yang mengguyur Ngadisari selama sepekan terakhir. Kentang yang busuk diperkirakan akan berpengaruh buruk pada hasil panen mereka.
Yono, petani di RT 5 RW 2 Desa Ngadisari mengatakan, lahan kentang seluas satu hektare milik kakaknya yang ia olah dipastikan akan gagal panen, akibat guyuran abu vulkanik yang menutupi daun dari pohon kentang. "Daunnya jadi hitam dan layu, kalau seperti itu pasti panennya rusak," katanya, Senin, 4 Januari 2016.
Jika dalam kondisi normal satu hektare lahan kentang bisa menghasilkan 20 ton kentang, maka akibat abu Bromo, Yono menduga, panenan kentang tak akan lebih dari 300 kilogram saja. "Menyusut tinggal 20 persen panennya, ini sudah risiko, setiap kena abu pasti seperti itu," ujarnya menambahkan
Petani juga tak bisa mengolah kembali lahan kentang yang rusak. Yono mengaku, modal milik kakaknya sudah habis untuk bertanam kentang. Sehingga tak mungkin lagi mengolah kembali lahan dengan tanaman baru yang lebih tahan terhadap abu vulkanik seperti tanaman bawang daun.
"Ini kan musim hujan, banyak petani di sini yang bertanam kentang dan kubis karena menyesuaikan air yang berlimpah di musim hujan. Jadi ya banyak yang rugi."
Berdasarkan data Dinas Pertanian Probolinggo tercatat, tanaman kentang yang rusak di Kecamatan Sukapura seluas 456,5 hektare (Ha) dengan rincian rusak kategori ringan seluas 241,4 Ha, rusak sedang 117 Ha, rusak berat seluas 92,2 Ha, dan puso atau gagal panen 2,87 Ha. Sedangkan untuk tanaman kubis yang rusak seluas 150 Ha.
Namun, Yono yakin lahan kakaknya yang ia olah itu akan lebih subur di tahun depan setelah Bromo tuntas mengeluarkan abu vulkanik. "Erupsi tahun 2010 bahkan manfaatnya kami rasakan sampai tahun ini, tanah lebih subur."
(mus)