Setelah Gojek, Jokowi Diminta Dukung Riset Rompi Antikanker

Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id - Sebuah petisi online pada platform Change.org meminta Presiden Joko Widodo untuk mendukung riset rompi antikanker yang dikembangkan peneliti Indonesia, Warsito Purwo Taruno.

Petisi ini ditulis oleh Indira Ratna Dewi Abidin, penderita kanker. Ia menuliskan kanker telah membuat penderitanya depresi. Derita penderita kanker, tulis Indira, berlanjut saat akan mengobati penyakit tersebut di Indonesia.

"Pengobatan susah didapat, apalagi di daerah," tulis Indira.

Untuk penderita kanker di kota yang punya uang dan mampu berobat pun, ujar Indira, juga terkendala dengan belum adanya dokter yang bisa menjamin kesembuhan penyakit tersebut.

Namun, di tengah kepedihan tersebut, penderita kanker merasa mendapatkan cahaya, yaitu inovasi yang ditemukan Warsito, teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), untuk diagnosa kanker dan Electro-Capacitive Cancer Therapy (ECCT) untuk terapi kanker.

Indira menuliskan, inovasi ECCT yang berupa jaket listrik mampu mengacaukan pembelahan sel kanker dengan daya rendah.

Bagi dia, ECCT sudah terlihat manfaatnya, sebab dari 3.183 pengguna ECCT, 1.530 membaik kondisinya dan 1.314 lainnya sukses menghambat pertumbuhan kankernya.

"Dan satu hal lagi yang menyentuh hati kami, 51,74 persen pengguna ECCT adalah mereka yang tak lagi dianggap punya harapan oleh dokter. Dan ECCT bisa memberi harapan bagi mereka," tulis Indira yang merupakan Ketua Yayasan Lavender Indonesia.

Melalui petisi ini, Indira mencoba mengetuk hati Jokowi agar memberikan ruang bagi inovasi Warsito tersebut. Saat ini, Indira menuliskan, inovasi rompi atau jaket antikanker Warsito sedang dihadang oleh industri yang sudah mapan dan kesenjangan hukum yang kalah dengan kecepatan inovasi. Diketahui, ECCT kini digugat, kliniknya ditutup, serta sedang dievaluasi oleh Kemenkes.

"Pak Jokowi. Bapak sudah dengan sangat baik membantu Gojek tetap ada. Kini, bantulah kami membangun harapan, menyalakan cahaya," tulis Indira.

Indira mengaku memahami tugas yang dijalankan Kemenkes untuk memastikan setiap inovasi kesehatan bisa terjamin perlindungannya. Namun, dia dan penderita kanker lainnya mengaku tak bisa menanti hal yang tak pasti.

"Tapi nyawa kami tak bisa lama menunggu. Tak bisa lama menunggu Indonesia siap obati kami, tak bisa menunggu birokrasi siap hadapi inovasi," kata dia.

Menutup petisinya, Indira meyakini dan mempercayai Jokowi bakal memberikan ruang bagi inovasi Warsito tersebut.

"Kami sangat percaya Bapak dapat menyalakan kembali cahaya harapan jutaan rakyat Bapak penerima anugerah kanker," tulisnya.

Petisi tersebut dibuat pada 1 Januari 2016 dan kini telah menyedot perhatian, telah didukung 4.300 pengguna internet di Indonesia. (one)

Kanker, Penyakit Mahal yang Umum di Negara Miskin