Napak Tilas Sejarah Islam dari Masjid Al Alam
Selasa, 29 Desember 2015 - 14:56 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Riska Herliafifah
VIVA.co.id
- Jakarta dengan hingar bingar kehidupan perkotaannya, menyimpan sisi sejarah yang sayang bila dilewatkan. Salah satunya adalah penyebaran agama Islam yang ditandai dengan berdirinya masjid Al-Alam.
Pada umumnya, masyarakat lebih mengenal Masjid Al-Alam Marunda yang berdekatan dengan rumah Pitung. Padahal, Al-Alam punya 'saudara' lain yang tersebar di empat wilayah sekitar Jakarta. Seperti Cilincing, Marunda, Belacan, dan Gaga.
Tersebarnya empat masjid Al-Alam di sekitar Jakarta tidak terlepas dari penyebaran Islam di tanah Banten, oleh Walisongo saat mengusir Portugis. Bagaimana sejarahnya?
Menurut Muhammad Ridwan, anak dari almarhum Ustaz Ahmad Sarjono, sesepuh Masjid Al-Alam Cilincing, Jakarta Utara, sejarah dimulai saat Portugis singgah di Malaka untuk perdagangan pada 1511.
Seiring dengan berjalannya waktu, terlihat gelagat Portugis berubah seperti ingin menguasai. Sehingga sampailah mereka di Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada saat itu pelabuhan masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Banten dengan kepemimpinan Syeh Maulana Hasanudin, yang juga anak dari Sunan Gunung Jati.
Setelah melihat gerak-gerik yang mencurigakan, diputuskan untuk mengusir Portugis. Kesultanan Banten yang berada di bawah komando Kesultanan Cirebon mendapatkan bala bantuan dari Kesultanan Demak dan Kesultanan Palembang.
Kemudian disusun strategi, pasukan ada yang berangkat lewat darat, tapi lebih banyak lewat laut.
"Karena Sunda Kelapa ini pelabuhan administratif dan lebih condong di pinggir laut, maka bala bantuan terbesar dari laut," kata Ridwan kepada
VIVA.co.id
beberapa waktu lalu.
Kemudian pasukan menelusur pesisir pantai yang dimulai dari Cilincing, Marunda, Muara Gembong sampai Blanakan. Jumlah tentara yang banyak membuat mereka singgah di Belacan, Gaga, Marunda, dan di Cilincing.
Saat menepi dan singgah, pasukan Kerajaan Islam membutuhkan tempat salat berjamaah. Maka dibangun surau atau langgar yang berarti tempat untuk memenuhi syarat salat berjamaah.
"Jadi di Belacan (daerah Bekasi) dibangun, Marunda, Gaga (Kalideres), dan sampai di Masjid Cilincing ini," ujar Ridwan.
Baca Juga :
Lima Masjid Paling Keren di Cina
Namun hal itu bukan semata-mata keajaiban, masih ada sangkut pautnya dengan kedatangan pasukan kerajaan Islam.
"Konon, di dalam perahu itu sudah bawa kayu-kayu jati karena misinya kan selain membebaskan Sunda Kelapa, juga mensyiarkan Islam juga," kata Ridwan.
Kejadin tersebut terjadi pada rentang tahun 1520 sampai selesai peperangan dan Portugis diusir dari Sunda Kelapa. Mereka (Portugis) sebagian kembali ke Malaka, sebagian ke Timor Leste.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun hal itu bukan semata-mata keajaiban, masih ada sangkut pautnya dengan kedatangan pasukan kerajaan Islam.