Temuan Peneliti RI Ini Ringankan Pasien Gagal Ginjal

LIPI
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mega Dwi Anggraeni

VIVA.co.id - Kabar bagus muncul dari periset Tanah Air. Dalam empat tahun mendatang, perusahaan produsen vaksin Bio Farma mulai mengembangkan Erythropoietin (EPO) generasi kedua.

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Bio Farma, Iskandar. EPO akan menjadi kunci biaya yang murah bagi perawatan pasien gagal ginjal dan lainnya.

"Jalan masih panjang. Prototype hasil penelitian sudah ada, tapi baru satu," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin, 28 Desember 2015.

Iskandar menargetkan, hasil riset yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), baru dipasarkan pada 2031. Menurutnya, bukan bisnis yang dia kejar, melainkan pengabdian untuk masyarakat.

Sejak 2004 lalu, peneliti ahli Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Adi Santoso, melakukan penelitian. Bersama 20 peneliti lain dari UGM dan LIPI, mereka mengembangkan Erythropoietin generasi kedua.

Hasil pengembangan penelitian tersebut, nantinya diharapkan bisa membantu meringankan biaya yang harus dikeluarkan pasien gagal ginjal. Menurut Adi, dengan EPO generasi pertama yang diproduksi oleh perusahaan farmasi dari Eropa, pasien gagal ginjal dengan kebutuhan cuci darah membutuhkan biaya berobat hingga puluhan juta rupiah.

Dia mencontohkan, untuk pasien gagal ginjal dengan berat 55 kilogram dan kebutuhan cuci darah, mereka butuh biaya hingga Rp40 juta per bulan. Sementara pasien gagal ginjal dengan berat yang sama, tetapi tidak memiliki kebutuhan cuci darah, menurut Adi, butuh biaya berobat hingga Rp10 juta.

"Dengan generasi kedua ini, biaya akan lebih murah karena diproduksi di dalam negeri," katanya.

Demi Potensi Pulau Perbatasan, LIPI Kerahkan 23 Peneliti