Sejarah Panjang Kesuksesan Bisnis Es Krim Ragusa
Sabtu, 26 Desember 2015 - 18:07 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Dody Handoko
VIVA.co.id
- Sias Mawarni, wanita kelahiran Jakarta berusia 70 tahun bisa disebut orang beruntung. Pemilik usaha es krim khas Italia Vizenzo Ragusa menghibahkan ladang usahanya yang dibangun sejak zaman Belanda tahun 1932 kepada Sias tahun 1972.
”Di tahun 1972, Mr Ragusa menghibahkan usaha es krim Ragusa pada saya. Ia kembali ke Italia,” ucap Sias.
Dari tahun ke tahun, es krim Ragusa yang berpusat di Jl Veteran no 1 Jakarta Pusat pun terus berkembang. Dalam perjalanannya, bahkan ia bisa mengembangkan menjadi 22 cabang.
“Untuk membuka satu cabang, modalnya cukup besar. Dan modal itu saya dapatkan dari hasil penjualan es krim sebelumnya. Saat itu barangkali masa-masa kejayaan saya,” katanya.
Saat itu, satu cabangnya saja omsetnya bisa mencapai Rp 50 jutaan per bulannya. “Modalnya cukup dengan sikap baik kita pada orang lain. Dan itu yang selalu menjadi prinsip hidup saya. Jika kita berbuat baik pada orang lain maka kita pun akan dibaikin orang. Inilah yang terjadi pada saya. Saya bisa berbisnis karena diberi hibah, gratis,” ujarnya.
Namun nahas, di saat bisnisnya tengah melejit, badai pun datang menerjang. Kerusuhan 1998 telah membuat bisnisnya hancur lebur dan babak belur. Spontan, Sias pun dirundung duka dan rugi besar. Tapi ia tak patah semangat. Pasca kerusuhan itu, ia pun melanjutkan ‘puing-puing’ bisnisnya yang masih tersisa.
“Tahun 1998, etnis Tionghoa memang jadi incaran. Semua cabang bisnis saya hangus terbakar, kini hanya tersisa 4 cabang,” kenang ibu tiga anak ini.
Meski duka itu belum pulih, namun hidup tetap harus dilanjutkan. Dengan empat cabang yang dimilikinya kini, Sais pun membuktikan bahwa Ragusa tetap jaya dan digemari. Bahkan kini, ia banyak menyajikan varian rasa dalam es krim yang dibuatnya seperti vanilla, durian, cokelat dan lainnya.
Yang menggoda, ada pula spaghetti es krim, coup de maison, tutti frutti, cassata sicialiana dan banana split. Tak aneh, jika hingga kini penggemarnya pun terus bertambah. Harga es krim mulai dari Rp14000, hingga Rp30.000, dengan rasa bervariatif. Jam buka Es krim Ragusa dari jam 09.30 sampai jam 23.00 setiap Senin sampai Minggu.
“Dalam sehari, di satu cabang, ya di atas 100-an pengunjung, dari kalangan berbecak hingga bermobil, tua dan muda,” aku wanita yang telah mempekerjakan lebih dari 50 karyawan ini.
Selain berbisnis, di usianya yang tak lagi muda, Sias masih tetap berkiprah di dunia pendidikan, khususnya dunia tari. Tak jarang, hasil dari bisnisnya, ia gelontorkan untuk membiayai pendidikan yang dikelolanya.
Disebutkannya, saat ini tak kurang dari 100 anak telah menjadi anak asuhnya melalui sebuah yayasan yang didirikannya. “Selain bisnis, saya juga masih fokus di dunia pendidikan. Mengajar di perguruan tinggi untuk mata kuliah bahasa Mandarin dan SMA untuk dunia tari,” jelas magister lulusan STIE Supra, Jakarta ini.
Kecintaannya di dunia tari patut diacungi jempol. Karenanya, tak jarang ia berkeliling dunia untuk membawa misi kebudayaan Indonesia. Dalam catatan kiprahnya, setidaknya ia pernah mementaskan seni tarinya di beberapa negara seperti di Beijing, China, Korea Selatan dan Singapura.
“Melalui bisnis dan kegiatan seni yang saya lakukan, saya bermimpi bisa menyatukan potensi anak bangsa untuk pembangunan kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata peraih medali emas Spring Festival Korea Selatan ini.
Es Krim Ragusa
Jl Veteran no 1 Jakarta Pusat
Jam Buka: Senin-Minggu (09.30-23.00)
Baca Juga :
Empat Makanan Termahal di Dubai
Baca Juga :
Kesegaran Es Krim Ragusa yang Melegenda
“Untuk membuka satu cabang, modalnya cukup besar. Dan modal itu saya dapatkan dari hasil penjualan es krim sebelumnya. Saat itu barangkali masa-masa kejayaan saya,” katanya.
Saat itu, satu cabangnya saja omsetnya bisa mencapai Rp 50 jutaan per bulannya. “Modalnya cukup dengan sikap baik kita pada orang lain. Dan itu yang selalu menjadi prinsip hidup saya. Jika kita berbuat baik pada orang lain maka kita pun akan dibaikin orang. Inilah yang terjadi pada saya. Saya bisa berbisnis karena diberi hibah, gratis,” ujarnya.
Namun nahas, di saat bisnisnya tengah melejit, badai pun datang menerjang. Kerusuhan 1998 telah membuat bisnisnya hancur lebur dan babak belur. Spontan, Sias pun dirundung duka dan rugi besar. Tapi ia tak patah semangat. Pasca kerusuhan itu, ia pun melanjutkan ‘puing-puing’ bisnisnya yang masih tersisa.
“Tahun 1998, etnis Tionghoa memang jadi incaran. Semua cabang bisnis saya hangus terbakar, kini hanya tersisa 4 cabang,” kenang ibu tiga anak ini.
Meski duka itu belum pulih, namun hidup tetap harus dilanjutkan. Dengan empat cabang yang dimilikinya kini, Sais pun membuktikan bahwa Ragusa tetap jaya dan digemari. Bahkan kini, ia banyak menyajikan varian rasa dalam es krim yang dibuatnya seperti vanilla, durian, cokelat dan lainnya.
Yang menggoda, ada pula spaghetti es krim, coup de maison, tutti frutti, cassata sicialiana dan banana split. Tak aneh, jika hingga kini penggemarnya pun terus bertambah. Harga es krim mulai dari Rp14000, hingga Rp30.000, dengan rasa bervariatif. Jam buka Es krim Ragusa dari jam 09.30 sampai jam 23.00 setiap Senin sampai Minggu.
“Dalam sehari, di satu cabang, ya di atas 100-an pengunjung, dari kalangan berbecak hingga bermobil, tua dan muda,” aku wanita yang telah mempekerjakan lebih dari 50 karyawan ini.
Selain berbisnis, di usianya yang tak lagi muda, Sias masih tetap berkiprah di dunia pendidikan, khususnya dunia tari. Tak jarang, hasil dari bisnisnya, ia gelontorkan untuk membiayai pendidikan yang dikelolanya.
Disebutkannya, saat ini tak kurang dari 100 anak telah menjadi anak asuhnya melalui sebuah yayasan yang didirikannya. “Selain bisnis, saya juga masih fokus di dunia pendidikan. Mengajar di perguruan tinggi untuk mata kuliah bahasa Mandarin dan SMA untuk dunia tari,” jelas magister lulusan STIE Supra, Jakarta ini.
Kecintaannya di dunia tari patut diacungi jempol. Karenanya, tak jarang ia berkeliling dunia untuk membawa misi kebudayaan Indonesia. Dalam catatan kiprahnya, setidaknya ia pernah mementaskan seni tarinya di beberapa negara seperti di Beijing, China, Korea Selatan dan Singapura.
“Melalui bisnis dan kegiatan seni yang saya lakukan, saya bermimpi bisa menyatukan potensi anak bangsa untuk pembangunan kesejahteraan rakyat Indonesia,” kata peraih medali emas Spring Festival Korea Selatan ini.
Es Krim Ragusa
Jl Veteran no 1 Jakarta Pusat
Jam Buka: Senin-Minggu (09.30-23.00)
Baca Juga :
Es Krim Produksi Rumahan Ini Raup Puluhan Juta Rupiah
Ada puluhan rasa yang di tawarkan.
VIVA.co.id
18 Februari 2016
Baca Juga :