Percepat Penerbitan Perpres Insentif Pembanguan Kilang

Kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arie Dwi Budiawati
VIVA.co.id
Produk UKM Pedesaan Masih Kesulitan Promosi
- Pemerintah telah kembali mengeluarkan paket kebijakan jilid VIII, salah satunya adalah percepakatan pembangunan kilang minyak.
Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh di Bawah Vietnam dan Filipina

Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara, meminta kepada pemerintah untuk segera mempercepat penerbitan peraturan presiden (Perpres) insentif pembangunan kilang tersebut, agar nantinya insentif yang diberikan memiliki payung hukum yang jelas.
Genjot Pertumbuhan, Ini Permintaan Kadin pada Pemerintah


"Saya kira itu harus diiringi dengan penerbitan Perpres, atau PP (Peraturan Pemerintah). Bea masuk harus jelas, tax holiday harus jelas, juga berlama-lama. Perlu ada target yang terukur," ujar Marwan, saat berbincang dengan VIVA.co.id, Jakarta, Selasa 22 Desember 2015.

Tidak hanya itu, Marwan menuturkan, Perpres ini diharapkan mampu memberikan kejelasan bagi pihak swasta, yang nantinya direncanakan untuk ikut serta dalam pembangunan kilang. Hal ini, guna meminimalisir adanya potensi kerugian bagi PT Pertamina, selaku offtaker (penerima produk).

"Untuk swasta, kami tuntut hitung-hitungan yang benar. Pertamina itu jadi offtaker. Di sini harus jelas, jangan sampai ada transfer beban. Soal offtaker ini harus jelas dan transparan. Hitung-hitungannya harus tidak merugikan BUMN (Badan Usaha Milik Negara)," kata dia.

Menurut dia, pembangunan kilang minyak merupakan hajat hidup seluruh masyarakat.

Karena itu, pemilihan pihak swasta sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan kilang diharapkan tidak menjadi bumerang. Apabila pihak swasta berencana untuk membangun kilang, tetap harus berkoordinasi dengan BUMN.

"Jangan sekali-sekali bertolak dengan amanat UUD pasal 33 tahun 1945. Swasta maupun asing itu harus dikendalikan BUMN. Jangan biarkan kita akan menanggung. Jangan coba-coba langgar konstitusi," tutur dia. (asp)
Dirjen Migas, I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja.

Premium Mau Ditarik dari Pasaran, Ini Tahapannya

Tapi Menteri Arcandra belum mengetahui rencana ini.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016