Harga Bawang Kini Cukup Dipantau Lewat Telepon Seluler

harga bawang meroket
Sumber :
  • ANTARA/Fanny Octavianus
VIVA.co.id
- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, meluncurkan aplikasi telepon seluler untuk pemantauan harga bawang merah. Program bernama Sihati ini menjadi alat untuk pengendali harga bawang, saat terjadi inflasi.


"Melalui aplikasi ini, kita bisa memantau harga," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Iskandar Simorangkir, Senin 21 Desember 2015.


Aplikasi yang juga menyediakan fasilitas percakapan ini secara teknis juga ditujukan untuk menjadi wadah
virtual meeting
petani dengan Tim Pengendalai Inflasi Daerah (TPID).


Diakui, aplikasi ini memang baru menyasar produk bawang merah. Sebab, untuk Jawa Tengah, produk ini mencapai 40 persen per tahun setiap produksinya.


"Prioritasnya baru bawang merah, karena Jawa Tengah jadi pusat produksi bawang terbesar di Indonesia. Harapannya, aplikasi ini cocok jadi proyek percontohan sebelum dikembangkan ke komiditas lainnya," katanya.


Sejauh ini, inflasi Jawa Tengah sepanjang Januari-November 2015 terendah di Pulau Jawa, dengan angka 1,73 persen. Sehingga, penggunaan aplikasi Sihati nantinya akan lebih bisa menekan inflasi secara berkelanjutan.
Ekonomi Tumbuh karena Pemerintah Lakukan Ini


Jokowi Minta Kepala Daerah Bentuk Tim Pengendalian Inflasi
"Jika strategi ini berhasil, kita ke depan juga akan mengembangkan Sihati untuk petani cabai di Temanggung dan Magelang," ujar Iskandar.

Jokowi Luapkan Kekesalahan kepada Ratusan Kepala Daerah

Iskandar menjelaskan, pengendalian harga bawang di pasar juga melibatkan Bulog. Melalui peran aktifnya menjadi lembaga penyedia stok barang di tiap daerah, maka saat produksi melimpah, harga bawang bisa terkontrol dengan baik.

"Kalau harganya anjlok dari Rp25 ribu menjadi Rp5.000, maka ini jadi cara untuk menstabilkan harga bawang di pasaran," katanya.


Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono berharap aplikasi Sihati ke depan, juga akan mampu mengendalikan jumlah produksi dan harga bawang merah di pasar tradisional.


"Ini jadi momentum yang bagus bagi produsen dan pedagang. Petani di daerah tidak perlu lagi datang ke kantor-kantor TPID, karena mereka saat ini bisa mengecek harga bawang lewat ponsel secara
real time
," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya