WTO Hapus Subsidi Ekspor Pertanian, Ini Dampaknya bagi RI
- ANTARA/Ahmad Subaidi
VIVA.co.id - Organisasi Perdagangan Dunia (World Trading Organization/WTO) berhasil mencapai kesepakatan untuk menghapuskan subsidi ekspor pertanian, pekan lalu.
Dengan demikian, negara-negara maju anggota WTO akan menghentikan subsidi sesegera mungkin. Sementara penghapusan subsidi untuk negara berkembang baru akan dilakukan pada akhir 2018.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, penghapusan subsidi tersebut adalah suatu kemajuan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Dengan demikian persaingan produk pertanian akan menjadi lebih sehat.Â
"Saya kira ini kemajuan yang cukup besar, karena akan kurangi distorsi perdagangan dan pertanian di seluruh dunia. Semua negara yang kaya, yang punya peralatan persenjataan yang kuat, akan mengurangi subsidi ekspornya itu baik," ujar Thomas saat ditemui di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Jakarta, Senin 21 Desember 2015.
Thomas menjelaskan, kebijakan mensubsidi ekspor ini membuat persaingan antar produk pertanian menjadi tidak sehat. Produk ekspor pertanian akan jauh lebih murah dibandingkan dengan negara lain yang tidak mensubisidi ekspor sektor pertanian.
"Ini salah satu contoh persaingan yang tidak sehat. Di mana pelaku yang kaya raya, mensubsidi ekspor melawan negara berkembang yang sulit untuk melakukan subsidi," kata dia.
Sekadar informasi, pencabutan subsidi ekspor ini ditujukan untuk membantu para petani, khususnya di negara-negara yang kurang mampu, agar bisa bersaing dengan negara-negara lain secara adil.