Kembangkan Maritim, Teknologi Bangunan Apung Dinilai Cocok

Reklamasi Teluk Jakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Pemerintah Indonesia sedang menggenjot sektor kemaritiman. Hal itu dilakukan guna menunjang sektor lain seperti industri migas dan minyak bumi. Bahkan, pemerintah sudah meluncurkan program pengembangan tiga Kluster Ekonomi Maritim yang tersebar di 7 lokasi di barat, tengah, dan timur Indonesia. Adapun nilai investasi yang dicanangkan mencapai hingga US$250 juta.

Jokowi Minta Luhut Bereskan Persoalan Reklamasi

Penggunaan Teknologi Floating Liquified Natural Gas (FLNG) dinilai sangat tepat untuk menunjang sektor maritim. Indonesia menjadi satu dari sedikit negara yang
dianggap memiliki kapasitas dan potensi untuk menggunakan teknologi revolusioner tersebut (FLNG) yang mampu memberikan akses kepada lokasi gas yang paling sulit dijangkau seperti di Maluku dan wilayah RI bagian timur lainnya.

Melalui pernyataan tertulisnya kepada VIVA.co.id, Wakil Rektor IV Bidang Penelitian Inovasi dan Kerja Sama, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS),  Prof. Dr. Ketut Buda Artana ST mengatakan, Kajian teknis yang ada saat ini, baik dari teknologi bangunan apung (FLNG) dan sistem pengikatannya (mooring system) sudah terbukti (proven) dapat dilakukan di Indonesia.

"Membawa teknologi ini ke Indonesia bukanlah tanpa tantangan. Jika
kemudian proyek ini dapat berjalan sesuai rencana, hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas galangan kapal di Indonesia, karena untuk proses finalisasi pabrikasi fasilitas FLNG ini dibutuhkan galangan kapal seluas 485 meter, sementara galangan kapal terbesar di Indonesia saat ini hanya sebesar 380 meter," ucap Ketut, Minggu, 20 Desember 2015.

BPPT Kini Fokus Pada Industri Perkapalan

Ketut berharap, Indonesia bisa memiliki kemampuan dalam sektor kemaritiman dalam membangun galangan kapal seperti Korea Selatan. "Di masa depan, bukan tidak mungkin kita memiliki galangan kapal terbesar kedua di dunia setelah Ulsan di Korea Selatan dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi dalam industri manufaktur perkapalan dan industri lainnya yang berbasis kelautan."

Sekedar informasi, industri perkapalan Korea Selatan adalah salah satu sektor penggerak perekonomian negara ini pasca perang dunia ke II dan mampu memberikan kontribusi signifikan ke pertumbuhan industrialisasi negara serta menjadi salah satu pemain teratas global berdasarkan value dan nomor dua setelah China.

Anak Buah Kaget Menteri 'Kepret' Kena Reshuffle

(mus)

Menteri Pertanahanan Indonesia, Malaysia, dan Filipina

Amankan Laut Sulu, Tiga Negara Sepakat Kerja Sama

Salah satunya menangkal aksi perompakan yang kerap terjadi

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2016