Sektor Industri 'Berdarah-darah' Tahun ini

Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Kementerian Perindustrian melakukan evaluasi kinerja di akhir tahun 2015. Perlambatan ekonomi jadi fokus utama yang membuat pertumbuhan sektor industri berdarah-darah untuk bisa bertahan. 

Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan, di tahun ini merupakan tahun yang sulit bagi para pelaku industri Tanah Air. Banyak sektor industri yang pertumbuhannya mengalami perlambatan, bahkan tidak sedikit yang kinerjanya negatif tahun ini. 

"2015 memang tahun yang sulit, banyak penurunan disektor industri, lantaran faktor ekonomi global di tahun 2015 mengalami perlambatan," ujar Saleh di kantornya Jakarta, Jumat 18 Desember 2015.

Dia mencontohkan, ekspor produk industri misalnya, sampai pada September tercatat mengalami penurunan sebesar 7,5 persen dibandingkan tahun lalu. Dari US$87,85 miliar tahun lalu menjadi US$81,26 miliar pada 2015. 
Industri Pangan Ini Bakal Jadi Prioritas Pemerintah

"Penurunan ekspor sebagian disebabkan, karena penurunan harga dipasar dunia, harga CPO turun, harga karet turun," katanya.
Bappenas Prioritaskan Integrasi Pembangunan Papua

Menurut Saleh, kontribusi ekspor produk industri mencapai sekitar 70,58 persen dari total ekspor nasional yang sebesar US$115,13 miliar.
Pengusaha Mebel Siap Terima Investor dari Tiongkok

"Padahal, sektor ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi negara, sekitar US$ 115,13 miliar. Nah, kami coba untuk tingkatkan tahun depan," kata dia.

Sedangkan untuk katagori impor, Saleh melanjutkan, produk industri juga mengalami penurunan sebesar 12,4 persen, atau US$81,53 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$93,07 miliar.

Sementara itu, Saleh juga menjelaskan, pertumbuhan industri non-migas sampai dengan triwulan III 2015 mencapai 5,2 persen, sedikit lebih rendah dari tahun lalu yang tumbuh sebesar 5,6 persen.

"Pada akhir tahun ini, kita targetkan industri non migas diharapakan dapat tumbuh 5,5 persen," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya