Rupiah Diprediksi Terus Melemah, Pasar Pesimistis atas BI
Kamis, 17 Desember 2015 - 08:08 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan masih akan terdepresiasi, lantaran minimnya sentimen dalam negeri. Sehingga akan sulit menolong rupiah keluar dari tekanan. Rupiah diperkirakan akan tenggelam di zona merah.
Baca Juga :
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, mengatakan, rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan dilaksanakan siang nanti tidak dilirik oleh pasar sama sekali untuk dijadikan referensi sentimen positif.
"Kita harus sadari sentimen yang diharapkan rupiah dari dalam negerinya minim. Di mana harapannya berasal dari pertemuan gubernur bank sentral Amerika yang akan berlangsung sampai hari Jumat," kata dia saat dihubungi oleh VIVA.co.id di Jakarta, Kamis, 17 Desember 2015.
Menurutnya, saat ini pelaku pasar lebih berfokus pada rapat The Fed yang akan berlangsung hingga Jumat. Apalagi The Fed sudah mengumumkan menaikkan suku bunganya secara bertahap. Hal itu yang dijadikan pelaku pasar dalam melakukan sikap antisipasi.
"Karena animo mayarakat tentu ke dolar. Apresi pasar lebih dominan ke dolar sehingga rupiah tertekan," tuturnya.
Pelaku pasar cenderung mengkaji ulang untuk melakukan transaksi pembelian rupiah dalam jumlah besar. Sikap membatasi transaksi tersebut mengakibatkan nilai rupiah terhadap dolar menjadi tertekan.
Lucky mengungkapkan rapat dewan gubernur Bank Indonesia tidak akan menjadi referensi para investor dan memberikan dampak postif pada rupiah.Â
"Sulit, BI Rate tidak dijadikan sentimen utama saat ini karena berulang kali BI rate selalu dinilai mengambil langkah aman," ujarnya.
Pihaknya memperkirakan, pergerakan nilai tukar mata uang garuda terhadap dolar masih akan menggeliat di kisaran Rp14.000.Â
"Rupiah akan ada di kisaran Rp14.050 sampai Rp14.075," kata dia. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, saat ini pelaku pasar lebih berfokus pada rapat The Fed yang akan berlangsung hingga Jumat. Apalagi The Fed sudah mengumumkan menaikkan suku bunganya secara bertahap. Hal itu yang dijadikan pelaku pasar dalam melakukan sikap antisipasi.