Begini Skenario Memanen Air di Planet Mars
- www.newscientist.com
VIVA.co.id - Peneliti telah mengembangkan instrumen untuk memanen air di lingkungan Planet Mars. Hal ini setelah peneliti LuleƄ University of Technology, Swedia telah mengembangkan instrumen yang dinamakan Habit.
Instrumen itu berfungsi untuk mengukur dan menguji proses kolam air cair yang terkubur dalam permukaan Mars. Diketahui, pada awal tahun ini, peneliti NASA mengklaim telah mendeteksi adanya kolam air cair di bawah permukaan Mars pada malam hari dan menguap pada siang hari waktu Mars.
Dikutip dari New Scientist, Senin 14 Desember 2015, instrumen Habit bakal dipaketkan dengan misi Badan Antariksa Eropa (ESA) yang bernama ExoMars. Misi eksplorasi ini dijadwalkan akan diluncurkan pada 2018.
Instrumen Habit akan dipasang di kendaraan pendarat statis dalam misi ExoMars. Instrumen itu juga difungsikan untuk stasiun cuaca, dengan mengukur suhu lokal dan kelembapan relatif guna membantu mengembangkan model atmosfer Mars.
Habit juga memiliki wadah untuk mengambil debu atmosfer Mars yang jatuh serta difungsikan untuk melihat apakah tingkat debu berubah dalam musim Mars.
Dalam keterangannya, peneliti Swedia itu mengatakan, instrumen akan mengukur sejumlah uap air di atmosfer, perubahan uap air dari waktu ke waktu dan mengukur radiasi di wilayah tersebut.
"Kami akan memproduksi air cair Mars, yang bisa dipakai bagi eksplorasi masa depan Mars untuk astronaut dan rumah hijau," kata Martin-Torres.
Tim peneliti meyakini instrumen Habit bisa memanen air 50 liter dalam siklus satu tahun Mars. Dikatakan, instrumen Habit akan menggunakan garam untuk menyerap 5 mililiter air dari atmosfer Mars setiap hari. Instrumen ini bisa menampung hingga 25 mililiter.
"Habit bisa dengan mudah beradaptasi untuk pemanenan air untuk produksi sumber daya langsung di lokasi," kata dia.
Untuk diketahui, misi ExoMars dijadwalkan akan meluncur pada Mei 2018. Misi ini akan melibatkan kendaraan penjelajah ESA dan dikombinasikan dengan kemampuan untuk menjelajah permukaan Mars. Kendaraan ini juga mampu untuk mengebor sedalam dua meter di permukaan Mars.
Dijadwalkan, setelah mendarat di Mars pada 2019, kendaraan ini akan menurunkan platform eksplorasi. Setelah berhasil, kemudian akan melakukan operasi ilmiah.
Diharapkan, platform misi ExoMars ini akan bisa tahan beroperasi setidaknya selama setahun siklus Bumi. Selama setahun itu, akan mencitrakan situs pendaratan, memantau iklim, menyelidiki atmosfer Mars, dan menganalisis radiasi lingkungan Mars.
Instrumen Habit akan menjadi pewarna berbeda misi eksplorasi Mars. Sebab, instrumen misi Mars lain, dilaporkan telah mengalami masalah. Pendarat InSight milik NASA yang dijadwalkan meluncur Maret tahun depan, itu dirancang untuk mengukur gerakan seismik di bawah permukaan planet.
Instrumen seismometer pada pendarat NASA dirancang oleh Badan Antariksa Prancis (CNES) telah mengalami kebocoran.