Panser 'Badak' Pindad Lulus Uji Tembak
Senin, 14 Desember 2015 - 09:35 WIB
Sumber :
- Dokumentasi PT Pindad Persero
VIVA.co.id
- Salah satu produk panser PT Pindad (Persero), Panser Cannon 90 mm, lulus uji tembak yang digelar Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbang) TNI Angkatan Darat (TNI AD).
Uji tembak yang dijalani panser yang diberi nama 'Badak' ini merupakan bagian dari rangkaian sertifikasi alat pertahanan.
"Kami bersyukur bahwa uji penembakan dinilai oleh pihak Dislitbang TNI AD berhasil dengan baik,” kata Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, di Bandung, Jawa Barat, dikutip dalam keterangannya, Senin, 14 Desember 2015.
Silmy mengatakan, panser Badak menjalani uji tembak dengan 19 munisi--amunisinya berkaliber 90 mm dan melakukan serangkaian materi uji, seperti pengujian zeroing, yaitu proses penentuan arah senjata untuk masuk ke titik tengah sasaran, dengan menggunakan 10 butir munisi.
Selanjutnya, penembakan arah jam 12 di mana turret dan kendaraan mengarah ke arah target, dengan menggunakan lima butir munisi.
Lalu penembakan arah jam 6, yaitu turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan berbalik 180 derajat, dengan menggunakan dua butir munisi, dan penembakan arah jam 3, yaitu turret mengarah ke arah target dan badan kendaraan menghadap ke kanan 90 derajat dengan menggunakan dua butir munisi.
Semua penembakan mengenai target sasaran berukuran 4x4 m dengan jarak kurang lebih 1 km dan kondisi kendaraan yang stabil dan terkendali saat dilakukan penembakan.
Silmy menambahkan, rangkaian pengujian yang dilakukan terhadap purwarupa panser 'Badak' dilakukan untuk memastikan kualitas serta stabilitas kendaraan tempur untuk mendukung kinerja operasional yang maksimal di lapangan.
Silmy menuturkan, rangkaian uji purwarupa (prototype) panser Badak ini merupakan bagian dari proses sertifikasi untuk memastikan performa panser buatan dalam negeri ini sudah sesuai dengan ketentuan standardisasi umum (KSU) TNI AD.
Proses sertifikasi ini dilakukan untuk memastikan kualitas dan stabilitas kendaraan tempur untuk mendukung kinerja dan operasional yang maksimal di lapangan.
"Kami berharap dengan kerja sama baik ini, maka Badak dapat segera memperkuat jajaran alutsista TNI AD tahun depan," kata dia.
Gandeng Belgia
Uji tembak dilakoni yang dilalui panser Badak, bertujuan untuk mengukur akurasi tembakan senjata utama, yaitu turret 90 mm.
Perusahaan pelat merah ini pun menggandeng perusahaan pertahanan Belgia, Cockerill Maintenance and Ingenierie SA Defence (CMI Defence) untuk mengikuti proses ini.
"Para staf ahli kami yang ikut hadir dari Belgia bekerja sama dengan Dislitbang TNI AD telah memastikan bahwa selama proses uji tembak kondisi kendaraan atau platform Badak terlihat stabil," kata Regional Director for Asia and Indonesia CMI Defence, Patrick Ledig.
Silmy menambahkan, dalam proses pengembangan Badak, awak Pindad bekerja sama dengan CMI Defence untuk memperoleh keahlian dalam manufaktur turret 90 mm sebagai bagian dari proses transfer of technology (ToT).
"Para staf kami yang terlibat dalam program manufaktur turret 90 mm telah menyelesaikan proses pelatihan dan mulai kegiatan manufaktur di Pindad. Jadi, produk kendaraan dan senjata utama Badak di fase produksi massal nanti merupakan karya anak bangsa," kata dia.
Silmy mengatakan, pada fase produksi, ada 25-30 unit panser Badak yang diproduksi Pindad di Bandung.
Baca Juga :
Menteri BUMN Tunjuk Dirut Baru PT Pindad
"Kapasitas produksi ini bisa kami tambahkan untuk menyesuaikan dengan peningkatan permintaan dari TNI AD atau Kementerian Pertahanan," kata dia.
Baca Juga :
Intip Kemampuan Perang Panser TNI Buatan Bandung
Sekadar informasi, Panser Cannon 90 mm diberi nama ‘Badak’ oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perhelatan Indo Defence 2014.
Panser ini merupakan kendaraan tempur ini yang dirancang sebagai program lanjutan pengembangan varian Panser Anoa sekaligus menjembatani kebutuhan fungsi penggempuran oleh TNI AD di lapangan.
Badak dimodifikasi dengan mesin diesel enam silinder berkekuatan 340 tenaga kuda, monocoque body yang bisa menahan tembakan amunisi hingga 12,7 mm, dan penggunaan teknologi double wishbone independent suspension untuk menjaga kestabilan kendaraan saat menembakkan kanon 90 mm-nya.
Setelah uji tembak, beberapa mata pengujian lain seperti uji laboratorium dan uji jelajah eksternal akan dilaksanakan bersama Dislitbang AD.
Hasil pengujian yang maksimal tentunya diharapkan agar Panser Cannon 90 mm ‘Badak’ dapat menjadi salah satu produk unggulan Pindad.
"Setelah uji tembak, masih ada beberapa mata pengujian lagi untuk memastikan kualitas produk yang benar-benar prima untuk digunakan," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Setelah uji tembak, beberapa mata pengujian lain seperti uji laboratorium dan uji jelajah eksternal akan dilaksanakan bersama Dislitbang AD.