Bursa Asia Diselimuti Kehati-hatian
Rabu, 9 Desember 2015 - 09:39 WIB
Sumber :
- REUTERS/Issei Kato
VIVA.co.id
- Kehati-hatian masih terasa pada perdagangan bursa kawasan Asia dan Pasifik di pembukaan perdagangan hari ini. Kelebihan pasokan minyak dunia menyelimuti kinerja perdagangan investor di kawasan tersebut.
Baca Juga :
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS
Baca Juga :
Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Dilansir dari CNBC, indeks Nikkei 255 turun 61 poin atau 0,31 persen menjadi 10.432. merespon data ekonomi Jepang yang dirilis kemarin.
Jepang mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif dalam revisi produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III. Data tersebut sangat melegakan, karena menunjukkan ekonomi negara sakura itu tidak dalam resesi ekonomi seperti data yang ditunjukan sebelumnya.
Baca juga:
Namun, hal tersebut belum cukup membendung sentimen pasar merespons terus anjloknya harga komoditas. Akibatnya Nikkei dibuka masuk zona negarif.
Saham manufaktur diperdagangkan lebih rendah meskipun data ekonomi yang positif. Saham Komatsu dan Hitachi Construction turun antara 0,6 dan 0,8 persen. Sementara itu, saham blue chip sebagian besar turun, ditandai saham Sony dan Mitsubishi Electric yang mencatat kerugian hingga satu persen tahun ini.
Di Korea Selatan, pasar diperdagangkan di wilayah positif, dengan indeks Kospi naik lima poin atau 0,26 persen pada 1.954.
Saham Lotte Shopping diperdagangkan empat persen lebih tinggi setelah pecah kabar bahwa perusahaan induknya, Lotte Group, akan mempertimbangkan daftar bisnis gula di Jepang dan di pasar saham Jepang. Saham blue chips diperdagangkan mixed dengan saham Samsung Electronics naik 0,4 persen.
Sedangkan, indeks ASX 200 di Australia masuk ke zona merah pada pembukaan perdagangan pagi ini. ASX tercatat turun satu poin atau 0,02 persen ke level 5.107.
Baca juga:
Meski demikian, saham energi naik antara 0,6 dan 2,72 persen, walaupun terjadi penurunan harga minyak. Saham Santos naik 2,72 persen, Woodside Petroleum naik 1,9 persen dan Oil Search diperdagangkan 1,6 persen lebih tinggi.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Namun, hal tersebut belum cukup membendung sentimen pasar merespons terus anjloknya harga komoditas. Akibatnya Nikkei dibuka masuk zona negarif.